dc.description.abstract |
Pendahuluan: Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu faktor utama
penyebab kematian secara global. Pasien dengan diabetes melitus yang
mengalami hiperglikemia memiliki risiko 2-4 kali lipat lebih tinggi untuk
mengalami penyakit jantung koroner. Diabetes melitus bisa terdeteksi dengan
menggunakan pemeriksaan hemoglobin terglikosilasi A1c (HbA1c). Pemeriksaan
HbA1c digunakan untuk diagnosis ataupun penilaian faktor risiko diabetes melitus
pada pasien dengan risiko tinggi terkena penyakit jantung koroner. Penyakit
jantung koroner dapat didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan angiografi
koroner, hasil angiografi pada pasien dinilai menggunakan vessel disease score. Metode: Desain penelitian ini adalah non-eksperimental berupa analitik
observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan
Oktober-Desember 2023 di RSU. Haji Medan. Sampel penelitian ini adalah
seluruh data pasien penyakit jantung koroner yang mengalami diabetes melitus
tipe 2 dan melakukan pemeriksaan HbA1c dan angiografi koroner. Analisis data
yang digunakan adalah uji Mann Whitney. Hasil: Berdasarkan data yang
diperoleh dari RSU. Haji Medan didapatkan sampel 23 sampel kemudian
didapatkan hasil 0,027 (p-value <0,05) yang bermakna terdapat hubungan yang
signifikan antara kadar HbA1c dengan derajat keparahan lesi aterosklerosis pada
pasien penyakit jantung koroner yang mengalami diabetes melitus tipe 2.
Kesimpulan: terdapat hubungan yang signifikan antara kadar HbA1c dengan
derajat keparahan lesi aterosklerosis pada pasien penyakit jantung koroner yang
mengalami diabetes melitus tipe 2. |
en_US |