dc.description.abstract |
Latar Belakang: Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Flavivirus yang ditularkan melalui nyamuk Aedea aegypti
dan Aedes albopictus. Virus ini telah menginfeksi 100 juta manusia setiap
tahunnya dan Indonesia sebagai tempat endemiknya. WHO membagi tingkat
keparahannya menjadi empat derajat; derajat 1,2,3, dan 4. Pemeriksaan
hematologi bisa menjadi indikator keparahan penyakit, pemeriksaan yang paling
sering dilakukan adalah pemeriksaan trombosit dan hematokrit.Trombositopenia
paling sering terjadi karena DENV NS1 dan NS2 menginduksi kerusakan sel dan
fagositosis oleh magrofag. Perpindahan cairan plasma akan meningkatkan
terjadinya hemokonsentrasi dan akan meningkatkan terjadinya syok. Metode:
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan rancangan cross
sectional pengumpulan data menggunakan data sekunder dari rekam medis.
Sampel penelitian adalah pasien DBD di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun
2019-2021 yang masuk kriteria inklusi dan ekslusi diperoleh dengan dengan
menggunakan teknik purposive sampling dengan total sampel 85 pasien. Analisis
data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji korelasi Spearman
dengan batas kemaknaan apabila p<0,05. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan
terdapat hubungan bermakna antara jumlah trombosit dengan derajat keparahan
DBD (p=0,001 dan r=-418). Hal ini bermakna semakin rendah jumlah trombosit,
maka semakin parah derajat keparahan DBD. Tidak terdapat hubungan bermakna
antara jumlah hematokrit dengan derajat keparahan DBD (p=0,24 dan r=0,129).
Kesimpulan: terdapat hubungan signifikan antara jumlah trombosit dengan
derajat keparahan DBD.Terdapat hubungan tidak signifikan antara jumlah
hematokrit dengan derajat keparahan DBD |
en_US |