dc.description.abstract |
Umumnya stasiun televisi menciptkan program - program acara hiburan dan informasi antara lain seperti berita, sport, musik, film, kuis, talk show, variety show, reality show, dan sebagainya (Morissan, 2008). Salah satu yang dimintai oleh pemirsa yaitu program siaran olahraga yang ada hampir di semua stasiun televisi di Indonesia. Program siaran olahraga, khususnya sepak bola yang disajikan dalam bentuk siaran langsung pertandingan maupun siaran tunda hampir ada di semua stasiun televisi di Indonesia, dan menjadi tontonan utama. Hal ini diperkuat data riset AC Nielsen (2015), bahwa segmen penonton olahraga mayoritas laki - laki berusia 20+ tahun keatas, dari kelas status sosial menengah ke bawah. Mereka ini 43,3% diantaranya adalah penggemar aktivitas olahraga sepakbola; 15,2% menyukai aktivitas lari; dan 12% menggemari badminton. Saat nonton televisi, penonton yang diriset AC Nielsen di 11 kota besar ini memilih sepakbola sebagai tontonan favorit (93,2%), lalu badminton (23,1%), dan balap motor atau mobil (14,4%). Riset Nielsen tersebut menjawab pertanyaan, bahwa penonton olahraga mayoritas laki - laki. Oleh karena itu, tak heran para produser televisi membuat acara olahraga selalu mencari presenter perempuan. Jika presenter yang membawakan acara berjenis kelamin laki laki, sebuah program diibaratkan sajian sayur tanpa garam, kurang menarik Benarkah?. Beberapa tahun terakhir di televisi nasional banyak muncul presenter olahraga perempuan. Mulai dari program acara olahraga tinju atau thai boxing, balap motor dan sepakbola. Padahal olahraga itu lebih bersifat maskulin atau laki laki. Namun presenter yang membawakan acaranya mayoritas berjenis kelamin perempuan. Sederet nama presenter berparas cantik mulai dari Auxilia Paramitha, Rey Utami, Kamidia Radisti dan Franda adalah sebagian dari beberapa presenter olahraga yang kerapa muncul di televisi seperti ANTV, Trans 7 dan Kompas TV (Bolanet, 2012). Hingga Sandra Olga, presenter cantik untuk program siaran Liga 1 Gojek Traveloka di Stasiun Televisi Indosiar. Mereka adalah presenter olahrga di televisi yang berlatar belakang karir awal sebagai model. Dengan latar belakang tersebut, apakah cukup profesional menempatkan mereka sebagai presenter olahraga? Citra apa yang ingin ditampilkan oleh pemilik media terhadap presenter perempuan itu? Permasalahan ini yang akan peneliti kaji dengan menganalisi hasil penelitian terdahulu yang berkaitan. |
en_US |