dc.description.abstract |
Penelitian ini dilatarbelakangi karena Ernest Prakarsa adalah seorang
Standup Comedian yang memiliki keturunan Tionghoa didalam dirinya. Pada
awalnya dia menulis buku tentang dirinya sewaktu kecil yang kerap mendapatkan
diskriminasi dari orang-orang disekitarnya, buku itu diberi judul “Ngenest, Karena
hidup perlu ditertawakan.
Dengan berlandaskan buku tersebut Ernest pun berinisiatif untuk
memfilmkan bukunya itu, dan jadilah film Ngenest yang disutradarai oleh Ernest
sendiri. Di film ini kita bisa melihat kalau menjadi anak keturunan tionghoa
sewaktu dulu bukanlah hal yang mudah, Ernest seringkali menjadi sasaran
diskriminasi dari teman-teman sekitarnya, dan Ernest pun bertekad untuk menikah
dengan wanita pribumi agar anaknya kelak menjadi mirip ibunya yang berwajah
pribumi dan memutuskan mata rantai diskriminasi dalam dirinya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan pisau bedah analisis semiotika Ferdinand De Saussure.
Dengan menggunakan signifier dan signified. Malalui analisis ini, terlihat tanda
diskriminasi apa yang diterima etnis-etnis tionghoa seperti Ernest di dalam film
Ngenest.
Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan yang di dapat dalam film Ngenest
sangatlah baik dan menemukan tanda-tanda diskriminasi terhadap etnis tionghoa
didalamnya seperti yang diyakini oleh Fulthoni. Meskipun dihantui oleh
diskriminasi di masa mudanya, Ernest berhasil menikah dengan pribumi dan
memiliki anak yang bewajah pribumi seperti istrinya, dan memutuskan mata
rantai diskriminasi seperti yang di terimanya sewaktu muda. |
en_US |