Abstract:
Penelitian ini dilaksakan di Jl. Tuar No. 65 Kecamatan Medan
Amplas, Medan pada bulan April 2017 sampai dengan Juni 2017. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor ,
faktor pertama abu boiler dengan 4 taraf yaitu : B0 = Tanpa Abu boiler (Kontrol),
B1 = 100 g/polibeg, B2 = 200 g/polibeg, B3 = 300 g/polibeg dan faktor kedua
pupuk organik cair urin sapi dengan 3 taraf yaitu : C1 = 40 ml/polibeg, C2 = 80
ml/polibeg, C3 = 120 ml/polibeg. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah cabang, jumlah daun, klorofil daun dan luas daun. Data
hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis of arians (ANOVA)
dan dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan Menurut Duncan Multiple Royal Test
(DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu boiler memberikan pengaruh
nyata terhadap parameter diameter batang tertinggi umur 10 MSPT pada
perlakuan B3 (2,44) dan umur 12 MSPT pada perlakuan B3 (3,24), dan jumlah
daun tertinggi umur 10 MSPT pada perlakuan B3 (5,06) dan umur 12 MSPT pada
perlakuan B3 (5,67). Pemberian pupuk organik cair urin sapi memberikan
pengaruh yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman tertinggi umur 10 MSPT
pada perlakuan C3 (20,88) dan umur 12 MSPT (25,94) , luas daun tertinggi umur
12 MSPT pada perlakuan C3 (2,65) , dan klorofil daun tertinggi umur 12 MSPT
pada perlakuan C3 (3,05). Untuk interaksi abu boiler dan pupuk organik cair urin
sapi tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan yang di ukur.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari
ketiga dosis abu boiler yang berbeda 100 g,200 g,dan 300 g. Didapati hasil yang
terbaik yaitu pada dosis B3 300 g/polibeg. Sedangkan untuk pupuk organik cair
urin sapi bahwa dari ketiga dosis yang berbeda 40 ml, 80 ml,dan 120 ml. didapati
hasil yang terbaik yaitu pada dosis C3 120 ml/polibeg. Dengan demikian kedua
perlakuan cocok untuk digunakan budidaya jambu madu.