Makna Simbolik Pada Tokoh Hanum (Analisis Semiotika Dalam Film 99 Cahaya Dilangit Eropa)

Abstract

Film 99 Cahaya Di Langait Eropa mengisahkan pengalaman seorang jurnalis asal Indonesia bernama Hanum Salsabiela Rais, beliau adalah putri dari Bapak Amin Rais, yang merupakan salah satu pilar penting politk di Indonesia dan ikut serta membantu proses lahirnya reformasi dan berakhirnya era pemerintahan orde baru. Film ini di angkat dari kisah nyata yang ditulis oleh Hanum sendiri, pada saat menemani suaminya selama 3 tahun menjalani kuliah doktoral di Venna, Austria. Dalam film tersebut Hanum diperankan oleh Acha Septriasa dan suaminya bernama Rangga diperankan oleh Abimana Arsatya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian yang bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan semiotika. Sebagai sebuah penelitian kualitatif, penelitian ini hanya memaparkan makna dari simbol, yang saling berhubungan satu sama lain, tidak menguji hipotesis tetapi membuat prediksi. Data dari penelitian ini adalah data kualitatif (data yang bersifat tanpa angka-angka atau bilangan). Penelitian film 99 Cahaya Di Langit Eropa ini menunjukkan hal dimana sebenarnya simbol semiotika ini sudah tersebar di berbagai film Layar Lebar baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakter Hanum dalam film 99 Cahaya Di Langit Eropa adalah orang yang suka menciptakan perubahan sesuai dengaan kondisi yang dia alami sehingga ketika Rangga sibuk dengan kuliahnya dan Hanum tidak tahu harus berbuat apa dilingkungan yang baru, Hanum akhirnya membentuk dunianya sendiri dengan mencari teman, juga mencari kegiatan yang bisa dilakukannya. Suatu ketika Hanum bertemu dengan Fatma dan mereka menjalin hubungan yang akrab, menjalani hari-hari bersama menjelajahi kota Wina yang penuh dengan sejarah peradaban Islam. Sosok Fatma yang membawa Hanum untuk lebih bisa memaknai Islam yang sebenarnya, dan memperlihatkan sejarah serta peradaban Islam membuat Hanum jatuh cinta dengan Eropa dan bangga dengan Islam. Sampai akhirnya Hanum mengubah sikap dan cara pandangnya terhadap sesuatu kearah yang lebih baik dan positif dari sebelumnya.