Abstract:
Kemampuan daya keluaran generator sinkron tidak lepas dari proses
timbulnya panas yang disebabkan oleh rugi-rugi stator maksimum, rugi-rugi rotor
maksimum, dan rugi-rugi inti. Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi
kenaikan temperatur pada generator sinkron yang beroperasi adalah faktor yang
menimbulkan panas yaitu rugi-rugi tembaga, rugi-rugi inti besi dan dan rugi-rugi
gesek atau angin. Dan dipengaruhi oleh faktor pendingin yaitu ketebalan isolasi
belitan. Perpindahan panas juga dilakukan secara konveksi paksa yaitu secara
radial dan secara aksial. Studi ini mengkhususkan menganalisa pada efektivitas
pendinginan rotor generator menggunakan gas hidrogen (studi kasus pada PLTU
Pangkalan Susu), dengan membandingkan antara temperatur aktual di rotor
sebelum diberikan pendingin hydrogen pada generator. Apakah kemampuan
pendingin hidrogen tersebut dapat mengurangi panas pada rotor generator.