Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/4916
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSari, Lana Cintia-
dc.date.accessioned2020-08-25T02:56:32Z-
dc.date.available2020-08-25T02:56:32Z-
dc.date.issued2018-10-17-
dc.identifier.urihttp://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/4916-
dc.description.abstractPT Pertamina Region I yang merupakan salah satu perusahaan pensuplai bahan bakar terbesar di Indonesia akhir-akhir ini mendapatkan sebuah ujian besar dalam mempertahankan eksistensinya di hadapan seluruh masyarakat kota Medan. Sejak tiga bulan terakhir ini masyarakat kota Medan merasakan kelangkaan gas elpiji bersubisi 3 kilogram. Hal ini tentu mendapat banyak keluh kesah dari masyarakat kota Medan, karena hal ini merupakan kebutuhan yang pokok bagi manusia dalam mempertahankan hidupnya untuk masyarakat kurang mampu sehingga permintaan akan gas elpiji terus bertambah. Akibat dari kelangkaan elpiji ini kebanyakan masyarakat kurang mampu tidak mendapatkan jatah untuk membeli gas bersubsidi tersebut demi memenuhi kebutuhan pangannya. Seperti yang diungkapkan warga Johor, Adul, gas elpiji 3 kg harganya sudah mencapai Rp 25 ribu. Kebenarannya, pemerintah berencana menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran untuk gas elpiji 3 kilogram. Hal ini berdampak pada kelangkaan Gas elpiji tiga kilogram di pasaran. Hal ini dilakukan Pertamina sebagai upaya untuk mengalihkan gas tiga kilogram ke Bright Gas 5,5 kilogram bagi masyarakat mampu dan kedepannya masyarakat mampu, tidak lagi diperbolehkan untuk menggunakan gas bersubsidi. Sebelumnya, pemerintah telah membuat system distribusi terbuka untuk gas elpiji tiga kilogram. Sehingga berdampak pada siapa saja yang boleh membeli gas tersebut. Akibatnya gas elpiji tiga kilogram juga dikonsumsi oleh orang-orang mampu. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu “Bagaimana peran public relations dalam manajemen krisis pada PT Pertamina Region I Sumabgut terhadap kelangkaan gas elpiji 3 kg”. Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah deskriptif kualitatif. Alasan peneliti memilih metode penelitian tersebut karena adanya peristiwa yang akan menerapkan peran humas dan manajemen krisis PT Pertamina dalam mengatasi krisis yang terjadi di dalam lembaga. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan dengan alasan bahwa bagian penilitian yang ingin diungkapkan lebih bersifat kualitatif agar data yang diperoleh lebih mendalam sehingga dapat memahami permasalahan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Humas (pubic relation) dalam menangani krisis gas elpiji bersubsidi 3 kg adalah dengan mensosialisasikan kepada masyarakat mampu agar tidak membeli gas elpiji 3 kg tersebut, kemudian memberikan informasi secara cepat kepada masyarakat seputar hal terkait gas elpiji bersubsidi, menjadi jembatan komunikasi antara PT Pertamina kepada penyalur (distributor) dan masyarakat serta memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang terhadap krisis gas epliji bersubsidi serta melakukan penyelidikan melalui tim managemen krisis penyebab terjadinya krisis tersebuten_US
dc.subjectPublic Relationsen_US
dc.subjectManajemen Krisisen_US
dc.titlePeran Public Relations Dalam Manajemen Krisis Pada PT Pertamina Region I Sumbaguten_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:Communication Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
SKRIPSI LENGKAP.pdf4.1 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.