Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/324
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorHusna, Amalia-
dc.date.accessioned2020-02-29T08:25:46Z-
dc.date.available2020-02-29T08:25:46Z-
dc.date.issued2018-01-07-
dc.identifier.urihttp://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/324-
dc.description.abstractLatarbelakang :Zink digunakan sebagai obat diare akut, diare persisten, pencegahan diare akut dan persisten serta diare berdarah.1 Saat ini zink juga dipertimbangkan sebagai terapi tambahan untuk infeksi saluran napas.2 Tonsilofaringitis merupakan penyakit saluran pernapasan yang cukup tinggi di Indonesia dengan prevalensi 1,5% pada tahun 2004.16 Metode: Jenis penelitian ini deskriptif yang menggunakan metode observasional dengan jumlah responden sebanyak 25 anak. Zink tablet atau sirup diberikan kepada anak dengan diagnosis tonsilofaringitis akut sesuai dengan dosis anak usia 1-18 tahun yang dipantau selama 10 hari.Hasil : Dari 25 anak yang menderita tonsilofaringitis akut, kelompok usia responden yang paling banyak adalah 4-8 tahun yaitu 9 anak (36%), berdasarkan skor McIssac penyebab yang paling banyak adalah bakteri sebanyak 22 anak (88%), gejala yang paling banyak adalah demam dan batuk yaitu sebesar 25 (100%), durasi penyakit tonsilofaringitis akut yaitu sekitar 2-4 hari. Kesimpulan : Gambaran penderita tonsilofaringitis akut pada anak usia 1-18 tahun dengan pemberian zink sebagai terapi tambahan tidak signifikan.en_US
dc.subjectZinken_US
dc.subjecttonsilofaringitis akuten_US
dc.subjectdurasi penyakiten_US
dc.titleGambaran Penderita Tonsilofaringitisakut Berusia 1-18 Tahun Yang Diberikan Zink Sebagai Terapi Tambahanen_US
Appears in Collections:Medical science



Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.