Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/25814
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Sitompul, Hasyir Rayhan | - |
dc.date.accessioned | 2024-11-04T10:43:43Z | - |
dc.date.available | 2024-11-04T10:43:43Z | - |
dc.date.issued | 2024-08-31 | - |
dc.identifier.uri | https://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/25814 | - |
dc.description.abstract | Penelitian ini untuk memperbaiki moral pelaku kekerasan seksual dengan kebijakan hukum pidana yang ada. Fokus penelitian ada di Pelaku Lapas Kota Medan. Penelitian ini mencatatkan tentang moral pelaku yang melakukan tindakan kekerasan seksual tanpa memikirkan kerugian korban yang menerima tindakan tersebut. Semakin bungkamnya korban dan keluarganya justru semakin membiarkan pelaku memangsa korbannya lebih banyak lagi. Kiblat peradaban yang condong ke barat serta budaya yang condong ke timur menyebabkan ketidak selarasan antara pola pikir serta tindakan. Banyak dari masyarakat Indonesia yang mengadopsi kebudayaan bangsa lain yang bertolak belakang dengan budaya sendiri. Melalui pendekatan penelitian hukum normatif-empiris dan deskriptif, serta menggunakan sumber data sekunder seperti Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, peraturan perundang-undangan dan literatur terkait. Dengan analisis kualitatif data yang dikumpulkan dari studi kepustakaan dan lapangan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang tantangan dan solusi dalam memberikan rasa keamanan bernegara di Indonesia. Pelaku kekerasan seksual melakukan berbagai cara untuk memuaskan nafsunya tersebut tidak peduli apakah itu khalayak umum atau tidak. Bahkan, dari aspek gender, mereka yang rentan menjadi korban adalah Perempuan sebanyak 71%. Setiap tahun,bulan bahkan hari kita selalu mendengar banyak kasus kekerasan seksual di Indonesia mau itu Perguruan Tinggi,Sekolah sampai Tempat Kerja. Melalui CATAHU 2021, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan melaporkan bahwasannya kasus pemerkosaan yang mendominasi kasus kekerasan seksual dalam ranah personal. Tercatat, ada 597 jumlah kasus pemerkosaan terhadap perempuan. Banyak pihak berpendapat bahwa perlu ada revisi atau penegasan lebih lanjut dalam hukum yang berlaku terkait kekerasan seksual, termasuk peningkatan hukuman bagi pelaku. Diskusi berlanjut untuk meningkatkan efektivitas dalam menangani kasus-kasus kekerasan seksual dan memberikan keadilan yang lebih baik bagi korban. Penting untuk mencatat bahwa sistem hukum dan hukuman di Indonesia terus mengalami evolusi, dan sering kali memerlukan kajian yang mendalam serta pembaharuan sesuai dengan tuntutan keadilan dan perlindungan masyarakat secara keseluruhan. | en_US |
dc.publisher | UMSU | en_US |
dc.subject | Kebijakan Pidana | en_US |
dc.subject | Kekerasan Seksual | en_US |
dc.subject | Moral | en_US |
dc.title | Kebijakan Hukum Pidana Dalam Memperbaiki Moral Pelaku Kekerasan Seksual Di Indonesia (Studi Pelaku Di Lapas Kota Medan) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
Appears in Collections: | Legal Studies |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
SKRIPSI_Hasyir Rayhan Sitompul_2006200171.pdf | 1.1 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.