Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/20463
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorGUFRAAN, GATHAN-
dc.date.accessioned2023-04-15T02:50:39Z-
dc.date.available2023-04-15T02:50:39Z-
dc.date.issued2023-01-31-
dc.identifier.urihttp://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/20463-
dc.description.abstractPendahuluan: Gawai adalah salah satu peranti elektronik yang paling umum digunakan. Intensitas penggunaan, pencahayaan yang buruk, silau, kecerahan layar, masalah penglihatan, dan pengaturan tempat kerja yang tidak tepat merupakan faktor risiko penyebab gangguan penglihatan yang disebut computer vision syndrome. Gangguan ini mencakup sekelompok gejala visual yang muncul dari paparan tampilan layar digital yang lama. Computer vision syndrome merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkembang dan mempengaruhi produktivitas kerja penggunanya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan gawai dengan kejadian computer vision syndrome pada pelajar sekolah menengah atas swasta Shafiyyatul Amaliyyah. Metode: Penelitian ini melibatkan 104 siswa sekolah menengah atas swasta Shafiyyatul Amaliyyah. Merupakan studi deskripitif analitik secara cross sectional dimana pengambilan data dilakukan satu kali untuk setiap sampel pada waktu tertentu. Intensitas penggunaan gawai diukur dengan cara menghitung intensitas penggunaan gawai subjek dalam satuan jam/hari. Kejadian computer vision syndrome diukur melalui kuesioner Computer Vision Symptom Scale-17 (CVSS17). Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji Krusskal walis. Hasil: Distribusi frekuensi tingkat intensitas penggunaan gawai selama 6 jam sebanyak 23 orang (22,1%). Tingkat kejadian computer vision syndrome, didominasi oleh kelompok yang mengalami keluhan sebanyak 103 orang (99%). Keluhan yang paling banyak timbul didominasi oleh mata lelah sebanyak 98 orang (94,2%). Distribusi frekuensi tingkat keparahan computer vision syndrome didominasi oleh level 3 sebanyak 39 orang (37,5%). Distribusi frekuensi tingkat keparahan ESF dan ISF computer vision syndrome didominasi oleh ESF level 2 sebanyak 57 orang (54,8%) dan ISF level 1 sebanyak 71 orang (68,2%). Tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan gawai dengan kejadian computer vision syndrome (p=0,992). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan gawai dengan kejadian computer vision syndrome pada pelajar sekolah menengah atas swasta Shafiyyatul Amaliyyah.en_US
dc.subjectgawaien_US
dc.subjectcomputer vision syndromeen_US
dc.subjectpelajaren_US
dc.titleHUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GAWAI DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA SHAFIYYATUL AMALIYYAH KOTA MEDAN TAHUN 2022en_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:Medical science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
GATHANGUFRAAN.pdf2.75 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.