PERANAN (GERAKAN NON-BLOK) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL DAN PALESTINA MELALUI MEKANISME DIPLOMASI (PERIODE 2000-2021)

Abstract

Resolusi konflik harus dipahami sebagai suatu penyelesaian dimana pihak diluar pihak-pihak yang berkonflik dapat membantu dan mengarahkan konflik yang negatif menjadi konflik yang positif salah satunya melaui GNB (Gerakan Non Blok). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam tentang bentuk penegakan hukum internasional dalam penyelesaian sengketa antara Israel dan Palestina, upaya penyelesaian sengketa antara Israel dan Palestina serta hambatan penyelesaian sengketa antara Israel dan Palestina. Penelitian hukum yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif, yaitu dengan cara mengkaji ketentuan hukum internasional yang sudah ada dan menelaah dan mengkaji litelatur seperti buku, kamus, kamus hukum, ensiklopedia, serta jurnal dan artikel hukum yang berkesinambungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa pertama, Bentuk-bentuk penegakan hukum internasional dalam penyelesaian sengketa antara Israel dan Palestina yaitu sebelum periode tahun 2000-2021 diusahakan melalui tahapan deklarasi ataupun perjanjian seperti: Deklarasi Balfour, Perjanjian Oslo 1993 dan Perjanjian Camp David sedangkan setelah periode tahun 2000-2021 berupa reaksi ataupun respon Negara-Negara baik secara sendiri maupun kolektif melalui Gerakan Non Blok (GNB) dengan menolak mengakui Israel di atas tanah Palestina. Kedua, Peranan GNB (Gerakan Non Blok) dalam upaya penyelesaian konflik antara israel dan palestina sebagai upaya penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina yaitu secara berkala mendorong, mengusahakan dan menolak keras tindakan Israel yang melakukan penguasaan wilayah Palestina melalui konfrensi-konfrensi yang dilakukannya selama periode 2000-2021. Ketiga, Hambatan yang menyebabkan belum terlaksananya upaya GNB (Gerakan Non Blok) dalam upaya penyelesaian konflik antara israel dan palestina yaitu: faktor adanya dukungan amerika serikat, faktor klaim agama dan sejarah yakni pada 1897, faktor Super Power di Balik Terbentuknya PBB serta faktor minimnya dukungan dari Liga Arab dikarenakan adanya kepentingan masing-masing, sehingga membuat mereka terpecah.