AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI SEPEDA MOTOR DENGAN SISTEM INDEN

Abstract

Jual beli (menurut BW) adalah suatu perjanjian bertimbal balik dalam mana pihak yang satu (si penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedang pihak yang lainnya (si pembeli) berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut. Transaksi bisnis saat ini sangat berkembang pesat, termasuk pula perkembangan praktik transaksi dengan sistem inden atau yang biasa kita kenal dengan sistem panjar. Cara kerja sistem inden ini adalah harus memesan barang yang kita inginkan terlebih dahulu dan memberikan uang panjar sebagai tanda jadinya transaksi ini. Dalam hal ini tertarik untuk ditelititi yang bertujuan untuk megetahui bagaimana jual beli inden menurut KUHPerdata, megetahui perjanjian jual beli inden sepeda motor di CV. Indah Sakti dan untuk mengetahui akibat hukum wanprestasi para pihak terhadap perjanjian jual beli sepeda motor dengan sistem inden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian hukum sosiologis (Yuridis Empiris), sumber data yang peneliti dapatkan melalui studi lapangan (field research) dengan menggunakan teknik wawancara, melalui penelusuran kepustakaan (library research). Data dari hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis dengan metode interprestasi dan komparatif. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan, perjanjian jual beli inden menurut KUHPerdata adalah sah karena memenuhi syarat sah perjanjian. Bentuk perjanjian jual beli sepeda motor dengan sistem inden yang terjadi di CV. Indah Sakti Kota Pinang adalah perjanjian lisan, perjanjian yang dibuat dengan lisan tetap sah apabila telah memenuhi syarat sah perjanjian dan menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak. Akibat hukum wanprestasi yang terjadi di CV. Indah Sakti Kota Pinang berbagai macam mulai dari bertanggung jawab memperbaiki unit yang cacat tersembunyi, mengembalikan uang inden, hingga hangusnya uang inden.