Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/17280
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorRahmi, Aulia-
dc.contributor.authorRoslina, Ance-
dc.date.accessioned2022-01-11T07:20:30Z-
dc.date.available2022-01-11T07:20:30Z-
dc.date.issued2021-
dc.identifier.urihttp://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/17280-
dc.description.abstractPendahuluan : Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi di Indonesia. Tuberkulosis paru kasus kambuh adalah pasien TB yang dinyatakan sembuh atau pengobatan selesai oleh dokter, tetapi melapor kembali ke pelayanan kesehatan dan sekarang ditemukan dahak BTA positif. Penyebabnya adalah Mycobacterium Tuberculosis. Banyak hal yang menjadi faktor risiko penyakit TB, antara lain faktor individu (usia, jenis kelamin, pekerjaan, dll), faktor lingkungan rumah, kebiasaan, riwayat kontak dan sebagainya. Faktor lainnya adalah kemiskinan, lingkungan kumuh, keramaian dan terbatasnya akses perilaku hidup bersih dan sehat. Pada pasien TB yang terpenting adalah kepatuhan minum obat anti tuberkulosis agar tidak terjadi resistensi dengan adanya seseorang yang ditunjuk sebagai pengawas minum obat. Selain itu, efek samping yang sering terjadi adalah urin berwarna merah, mual, lemas, muntah, gangguan pencernaan, nyeri sendi, pusing, gatal-gatal pada kulit, dan kesemutan. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan rancangan penelitian case control study. Hasil : frekuensi penderita tuberkulosis paru kasus kambuh berdasarkan tingkat kepatuhan minum OAT didapatkan sebanyak 15 orang (46.9%) yang kurang dalam tingkat kepatuhan. Lalu bedasarkan efek samping pengobatan didapatkan terbanyak adalah sampel yang mengalami mual dan muntah sebanyak 13 orang (40.6%). Kemudian berdasarkan dukungan keluarga didapatkan sampel yang memiliki dukungan yang aktif sebanyak 13 orang (40.6%). Sedangkan bedasarkan usia didapatkan paling banyak terkena pada usia 36-45 tahun sebanyak 16 orang (50%). Lalu berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi pada sampel penelitian didapatkan adalah laki-laki dengan jumlah 19 orang (59.4%). Kemudian berdasarkan riwayat penyakit penyerta dimana yang terbanyak yaitu sampel yang tidak memiliki riwayat penyakit penyerta sebanyak 21 orang (65.6%). Juga berdasarkan pekerjaan dimana yang terbanyak adalah pedagang sebanyak 15 orang (46.9%). Dan terakhir berdasarkan pendidikan terakhir paling banyak terkena pada pendidikan terakhir SD sebanyak 10 orang (31.3%). Kesimpulan : pengaruh efek samping obat, dukungan keluarga, dan kepatuhan minum obat mempengaruhi keberhasilan pengobatan pada pasien tuberkulosis paru yang kambuh. Kata kunci : Tuberkulosis, TB kasus kambuh, Faktor memengaruhi TB Korespondensi : Ance roslina, FK UMSU, E-mail : anceroslina@umsu.ac.iden_US
dc.publisher2021en_US
dc.subjectFaktor Keberberhasilan Pengobatan Tuberkulosisen_US
dc.titleFaktor-Faktor Yang Memengaruhi Keberhasilan Pengobatan Pada Penderita Tuberkulosis Paru Kasus Kambuh di Rumah Sakit Khusus Paru Medanen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:Medical science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
SKRIPSI FINAL AULIA RAHMI-converted.pdf1.95 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.