Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/17084
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorMardhiyah, Ainul-
dc.contributor.authorPratama Tanjung, Randi-
dc.date.accessioned2021-12-13T01:39:17Z-
dc.date.available2021-12-13T01:39:17Z-
dc.date.issued2021-06-04-
dc.identifier.urihttp://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/17084-
dc.description.abstractKasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Salah satu cara penanganan kasus Covid-19 ini adalah dengan obat herbal seperti jamu. Berdasarkan hasil pra-survey yang dilakukan di Kecamatan Medan Denai banyak digeluti oleh para wirausaha jamu, para pelaku wirausaha mengaku bahwa bisnis tersebut memiliki keuntungan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan dan pendapatan pedagang jamu sebelum dan pada saat kasus penularan Covid-19, Untuk mengetahui besar biaya usaha jamu dan Menganalisis usaha jamu pada saat Covid-19 ini layak atau tidak layak. Dalam penelitian ini diketahui penerimaan rata-rata pedagang jamu sebelum covid-19 di Kecamatan Medan Denai sebesar Rp. 4.750.000 per bulan dan pendapatan yang diperoleh sebelum covid-19 sebesar Rp. 660.455 per bulan. Sedangkan penerimaan rata-rata pedagang jamu pada saat covid-19 di Kecamatan Medan Denai sebesar Rp. 6.150.000 per bulan dan pendapatan yang diperoleh pada saat covid-19 sebesar Rp. 2.060.000 per bulan. Besar biaya usaha jamu yang harus dikeluarkan oleh pedagang jamu di Kecamatan Medan Denai tersebut sebesar Rp. 4.089.545 per 2 bulan. Usaha jamu di Kecamatan Medan Denai dilihat dari R/C usaha ini layak karena nilai R/C sebelum Covid-19 lebih besar dari satu, yakni sebesar 1,16 dan R/C pada saat Covid-19 lebih besar dari satu, yakni sebesar 1,5 dan dilihat dari B/C sebelum Covid-19 usaha ini tidak layak diusahakan secara ekonomis, karena B/C yang diperoleh sebesar 0,16 artinya lebih kecil dari satu, dan B/C saat Covid-19 usaha ini tidak layak diusahakan secara ekonomis, karena B/C yang diperoleh sebesar 0,5 artinya lebih kecil dari satu. Adapun BEP Penerimaan sebelum covid-19 sebesar Rp. 2.796.871 dan BEP Penerimaan saat covid-19 sebesar Rp. 1.812.787 Sementara itu BEP produksi sejumlah 440 unit dan BEP harga sebesar Rp. 10.233 untuk harga jual RP. 10.000. Harga Jual Rp 12.000 BEP Produksi sebesar 314 unit dan BEP harga sebesar Rp. 11.684 dan harga jual 12.000 BEP produksi sejumlah 380 unit dan BEP harga sebesar Rp. 12.392.en_US
dc.publisherUMSUen_US
dc.subjectDampak Covid-19en_US
dc.subjectPendapatan Jamuen_US
dc.titleDampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Jamu Di Kecamatan Medan Denaien_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
3. SKRIPSI.pdf1.14 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.