Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/1362
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorAzmi, Ulil El-
dc.date.accessioned2020-03-01T10:40:53Z-
dc.date.available2020-03-01T10:40:53Z-
dc.date.issued2019-10-
dc.identifier.urihttp://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/1362-
dc.description.abstractPemanfaatan tes DNA dalam mengungkap pelaku tindak pidana terorisme merupakan langkah strategis yang mungkin dilakukan saat ini mengingat keotentikan alat bukti tes DNA itu sendiri, sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP tentang alat bukti yang sah. Sebagai alat bukti petunjuk, tentunya berdampak sangat signifikan dalam pengungkapan kasus terorisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaturan hukum pemanfaatan tes DNA oleh penyidik untuk identifikasi pelaku dan korban terorisme, untuk mengetahui pelaksanaan tes DNA oleh penyidik untuk identifikasi pelaku dan korban terorisme, dan untuk mengetahui kendala dalam pemanfaatan tes DNA oleh penyidik untuk identifikasi pelaku dan korban terorisme. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum yang bersifat deskriptif analisis dan menggunakan jenis penelitian yuridis empiris yaitu penggabungan atau pendekatan yuridis normatif dengan unsur-unsur empiris yang diambil data primer dengan melakukan wawancara dan data sekunder dengan mengolah data dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier, dan juga penelitian ini mengelola data yang ada dengan menggunakan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa Pengaturan Hukum Pemanfaatan Tes DNA Oleh Penyidik Untuk Identifikasi Pelaku Dan Korban Terorisme hanya diatur dalam KUHAP dan itupun tidak secara khusus tersirat, sehingga berakibat masalah legalitasnya bersifat sangat interpretatif. Pelaksanaan Tes DNA Oleh Penyidik Untuk Identifikasi Pelaku Dan Korban Terorisme melalui Pemanfaatan tes DNA dalam mengungkap pelaku tindak pidana terorisme merupakan langkah strategis yang mungkin dilakukan saat ini mengingat keotentikan alat bukti tes DNA itu sendiri, sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP tentang alat bukti yang sah. Sebagai alat bukti petunjuk, tentunya berdampak sangat signifikan dalam pengungkapan kasus terorisme. Kendala Dalam Pemanfaatan Tes DNA Oleh Penyidik Untuk Identifikasi Pelaku Dan Korban Terorisme yaitu belum menetapkan aturan secara baku yang mengatur tentang keberadaan alat bukti tes DNA ini dalam proses identifikasi pelaku dan korban terorisme.en_US
dc.subjectPemanfaatanen_US
dc.subjectDeoxyribo Nucleat Acid,en_US
dc.subjectTerorisme.en_US
dc.titlePemanfaatan Tes Deoxyribo Nucleat Acid (Dna) Oleh Penyidikan Untuk Identifikasi Pelaku Dan Korban Terorisme (Studi Kasus di Laboratorium Forensik Polri Cabang Medan di Kepolisian Daerah Sumatera Utara)en_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:Legal Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
SKRIPSI ULI EL AZMI.pdfFulltext696.14 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.