dc.description.abstract |
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis
matematis siswa pada pokok bahasan persamaan dan fungsi kuadrat dengan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Penelitian
dilakukan di SMP TAMAN SISWA MEDAN, Tahun Pelajaran 2019/2020.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan
posttest only control design. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes
kemampuan berpikir kritis matematis. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajar dengan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) lebih tinggi dari pada siswa yang diajar
dengan model pembelajaran konvensional. Kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang diajar dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), di
antaranya kemampuan Memberikan penjelasan sederhana sebesar 72,06%,
Membangun keterampilan dasar sebesar 71,32%, dan Menyimpulkan sebesar
45,22%. Sedangkan untuk kelas kontrol kemampuan Memberikan penjelasan
sederhana sebesar 69,44%, Membangun keterampilan dasar sebesar 68,06%, dan
Menyimpulkan sebesar 32,99%. Dengan demikian pembelajaran matematika pada
pokok bahasan persamaan dan fungsi kuadrat dengan menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan merumuskan/mengkomunikasikan pernyataaan ke dalam model
matematika, memberikan alasan dengan memilih strategi dan prosedur
penyelesaian yang tepat, serta menyimpulkan dari hasil penyelidikan dan analisis
masalah. Jadi kesimpulan dari penelitian ini adalah model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
berpikir kritis matematissiswa. |
en_US |