dc.description.abstract |
Latar Belakang : Staphylococcus aureus adalah bakteri kokus Gram positif yang tidak membentuk spora, tidak motil, berbentuk bulat, biasanya tersusun rangkaian tak beraturan seperti anggur. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki kandungan kimia antara lain yaitu kalsium oksalat, damar, cinnzelanin, cinnzelanol, coumarin, tannin, dan minyak atsiri. Minyak atsiri juga merupakan salah satu kandungan kimia pada kayu manis yang memiliki sifat antibakteri. Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui daya hambat ekstrak kayu manis terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus secara in vitro. Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Teknik yang digunakan dalam mengukur aktivitas antibiotik adalah metode difusi cakram. Hasil penelitian : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25% menghasilkan rata-rata diameter zona bening masing-masing yaitu 21,19 mm, 18,35 mm, 15,52 mm, dan 12,73 mm. Sedangkan diameter zona bening amoxicillin yaitu 28,42 mm dan pada aquadest tidak diperoleh zona bening. Kesimpulan : Ekstrak kayu manis dengan konsentrasi 50% memiliki zona bening tertinggi pada kelompok perlakuan. |
en_US |