Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/28468| Title: | PERBANDINGAN PEWARNAAN JC-1 PADA PBMC (Peripheral Blood Mononuclear Cells) YANG DIKULTUR DENGAN MEDIA RPMI (Roswell Park Memorial Institute Medium) DAN DMEM (Dulbecco’s Modified Eagle Medium |
| Other Titles: | LUTHFI ARIQOH |
| Authors: | ARIQOH, LUTHFI |
| Keywords: | DMEM;JC-1;PBMC;potensial membran mitokondria;RPMI |
| Issue Date: | 15-Jul-2025 |
| Abstract: | Latar Belakang: Peripheral Blood Mononuclear Cells (PBMC) sering digunakan dalam penelitian imunologi, toksikologi, dan onkologi. Aktivitas mitokondria merupakan indikator penting dalam menilai kesehatan sel PBMC, yang dapat diukur melalui pewarnaan JC-1. Pemilihan media kultur berpengaruh terhadap viabilitas dan fungsi sel. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas dua media kultur umum, RPMI 1640 dan DMEM, terhadap potensial membran mitokondria PBMC. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental analitik dengan desain post test only control group. Sampel PBMC diisolasi dari 5 mL darah vena manusia, dikultur dalam media RPMI dan DMEM selama 24 jam, lalu diberi pewarna JC-1. Pengamatan dilakukan pada lima titik lapangan pandang setiap well menggunakan mikroskop fluoresensi ZOE. Analisis data mencakup uji normalitas (Shapiro-Wilk) dan uji Independent T-Test. Hasil: Jumlah sel PBMC hidup sebanyak 3 juta sel diperoleh dari 5 mL darah. Setelah dikultur, sel dalam kondisi baik dan menempel di permukaan well. Hasil pewarnaan JC-1 menunjukkan aktivitas mitokondria yang baik pada kedua media, dengan kecenderungan fluoresensi merah lebih tinggi pada RPMI. Namun, uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok (p = 0,072). Nilai power statistik sebesar 0,45, menandakan kekuatan uji yang rendah. Pembahasan: Meskipun hasil tidak signifikan secara statistik, RPMI menunjukkan potensi mendukung mitokondria PBMC lebih baik dibandingkan DMEM. Namun, DMEM tetap efektif digunakan, khususnya untuk kultur jangka pendek dan lebih ekonomis. Kesimpulan: Baik RPMI maupun DMEM mampu mempertahankan aktivitas mitokondria PBMC. DMEM dapat menjadi alternatif apabila RPMI tidak tersedia, khususnya dalam konteks penelitian jangka pendek. |
| URI: | http://localhost:8080/handle/123456789/28468 |
| Appears in Collections: | Medical science |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| LUTHFI ARIQOH.pdf | 4.67 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.