Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/handle/123456789/28431
Title: HUBUNGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK TERHADAP RISIKO OBSTRUKSI SLEEP APNEA
Other Titles: AISYAH PUTRI RAMBE
Authors: RAMBE, AISYAH PUTRI
Keywords: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK);Obstruksi Sleep Apnea (OSA);FEV1
Issue Date: 27-Aug-2025
Abstract: Pendahuluan : Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK sering disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap asap rokok dan polusi udara.Menurut WHO,PPOK adalah penyebab kematian ketiga di dunia, dengan 3,23 juta kematian pada 2019. OSA adalah serangan kolaps saluran napas bagian atas,apnea atau hipopnea,bersamaan adanya kesadaran dari tidur serta saturasi oksigen menurun sehingga mengakibatkan tidur yang terfregmentasi. Prevalensi OSA pada PPOK adalah 50% dan meningkat seiring dengan tingkat keparahan penyakit (P < 0,001).Metode : Jenis Penelitian ini merupakan Analitis korelatif, dengan desain Cross Sectional dimana data variable dependen independen diambil pada waktu bersamaan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan PPOK dengan Nilai FEV 1 Terhadap Obstruktif Sleep Apnoe menggunakan kuesioner STOP-BANG.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling.Sampel yang diperoleleh dari Pasien PPOK di Poli paru Rumah Sakit Putri Hijau Medan dengan jumlah total 30 Sample. Hasil : Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, diperoleh nilai koefisien korelasi (rho) sebesar 0,758 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai koefisien menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara tingkat keparahan PPOK dengan risiko OSA.Selain itu, nilai signifikansi( p < 0,01) menunjukkan bahwa hubungan tersebut sangat signifikan secara statistik srhingga erdapat hubungan yang bermakna antara PPOK terhadap risiko OSA. Hasil uji Spearman menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara IMT dan risiko OSA, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,524 dan nilai signifikansi (p) = 0,003. ini tergolong dalam kategori korelasi sedang.uji Spearman yang menunjukkan nilai p < 0,05.Nilai koefisien korelasi sebesar 0,758 menunjukkan terdapat hubungan yang kuat dan positif antara tingkat keparahan PPOK terhadap risiko OSA hubungan positif ini mengindikasikan bahwa semakin berat derajat PPOK yang dialami responden,berat badan dan lingkar leher maka semakin tinggi pula risiko terjadinya OSA.
URI: http://localhost:8080/handle/123456789/28431
Appears in Collections:Medical science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
AISYAH PUTRI RAMBE.pdf1.95 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.