Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/handle/123456789/28311
Title: | HUBUNGAN ANTARA PERSENTASE PREDIKSI FORCED EXPIRATORY VOLUME IN 1 SECOND (FEV1) DENGAN SKOR DEPRESI PADA PASIEN PPOK DI RSUD. Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN |
Authors: | PUTRI, ALIAH |
Keywords: | penyakit paru obstruktif kronik (PPOK);FEV1;depresi |
Issue Date: | 30-Jul-2025 |
Abstract: | Pendahuluan: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Penyakit ini sering disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap asap rokok dan polusi udara. Menurut WHO, PPOK menjadi penyebab kematian ketiga di dunia dengan 3,23 juta kematian pada tahun 2019. Sekitar 90% kematian terjadi pada usia di bawah 70 tahun di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Salah satu pemeriksaan penting pada PPOK adalah spirometri dengan nilai FEV1 sebagai indikator utama. Nilai FEV1 dapat mencerminkan tingkat keparahan penyakit dan berkaitan dengan gejala fisik maupun psikologis, seperti depresi. Hubungan ini menunjukkan pentingnya pendekatan holistik dalam penanganan PPOK, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara persentase prediksi Forced Expiratory Volume in 1 Second (FEV1) dengan skor depresi pada pasien PPOK. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel diperoleh dari pasien PPOK yang berobat di Poli Paru RSUD.Dr.Pirngadi kota Medan, dengan jumlah total 49 orang. Data primer dikumpulkan data pemeriksaan spirometri untuk nilai FEV1% prediksi dan kuesioner depresi. Analisis hubungan dilakukan menggunakan uji korelasi. Hasil: Berdasarkan analisis karakteristik responden, dari total 49 partisipan, mayoritas adalah laki-laki sebanyak 33 orang (67,3%) dan sebagian besar berada pada kelompok usia 56–65 tahun (73,5%). Sebanyak 35 responden (71,4%) merupakan perokok aktif. Analisis hubungan antara persentase prediksi FEV1 dan skor depresi menunjukkan hubungan yang kuat dan signifikan. Hasil uji Pearson menunjukkan nilai r = 0,745 (p < 0,001) dan Spearman r = 0,713 (p < 0,001), yang mengindikasikan bahwa semakin rendah nilai FEV1, semakin tinggi tingkat depresi pada pasien PPOK. Hasil crosstabulation memperlihatkan bahwa dari 49 pasien, hanya 11 pasien (22,4%) tidak mengalami depresi, sedangkan 38 pasien (77,6%) mengalami depresi. Seluruh pasien PPOK berat dan sangat berat mengalami gejala depresi. Uji Chi Square menunjukkan hubungan signifikan antara kategori FEV1 dan skor depresi dengan nilai χ² = 33,334 (p < 0,001), didukung oleh likelihood ratio sebesar 37,030 (p < 0,001). Temuan ini menunjukkan bahwa semakin berat gangguan fungsi paru, semakin tinggi risiko depresi yang dialami pasien PPOK. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar pasien PPOK berusia lanjut, berjenis kelamin laki-laki, dan merupakan perokok aktif. Nilai FEV1 yang menurun menunjukkan tingkat keparahan gangguan paru, dan ditemukan hubungan signifikan antara penurunan fungsi paru dengan peningkatan tingkat depresi. Hal ini menegaskan bahwa penanganan PPOK perlu memperhatikan kondisi fisik dan mental pasien secara menyeluruh. |
URI: | http://localhost:8080/handle/123456789/28311 |
Appears in Collections: | Medical science |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
ALIAH PUTRI.pdf | 2.32 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.