Abstract:
Tanaman nilam dalam sektor pertanian menjadi salah satu pendukung
perekonomian negara Indonesia yang memiliki sumber daya alam berlimpah.
Nilam (Progestemon Cablin Bent) yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan
nama patchouli termasuk jenis tanaman famili Labiatea. Salah satu minyak atsiri
yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi yaitu minyak nilam. Minyak atsiri atau
essential oils, etherial oils, atau volatille oils termasuk pendukung perekonomian
negara yang memiliki potensi besar di Indonesia.Ekstrak alami dari jenis tumbuhan
tertentu yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga disebut
sebagai minyak atsiri. Kestabilan dalam sebuah parameter tertentu pasti akan
mempengaruhi hasil produk yang dihasilkan, dalam kasus penyulingan
pengendalian suhu merupakan salah satu faktor penting pada sistem destilasi.
Pengendalian ini bertujuan untuk menjaga nilai suhu agar berada pada kisaran nilai
yang diinginkan sesuai dengan produk yang akan dihasilkan. Mutu minyak nilam
Indonesia dikenal paling baik dan menguasai pasar dunia. Kebutuhan minyak nilam
di dunia saat ini sekitar 1200 – 1400 ton minyak nilam rata-rata pertahunnya.
Penelitian sebelumnya dengan metode konvensional bahan baku 3 kg menghasilkan
minyak 20 ml,4 kg 31 ml,dan 5 kg 46 ml sedangkan pada metode sistem kontrol
bahan baku 3 kg 28 ml, 4 kg 35 ml,dan 5 kg 55 ml. Penelitian sebelumnya dengan
metode konvensional bahan baku 3 kg memiliki densitas 0,8091 gr/mL,4 kg
memiliki 0,80268 gr/mL,dan 5 kg memiliki 0,7762 gr/mL sedangkan penelitian
dengan metode sistem kontrol 3 kg memiliki densitas 0,90906 gr/mL, 4 kg memiliki
0,90264 gr/mL,dan 5 kg memiliki 0,88466 gr/mL.Penelitian sebelunya dengan
metode konvensional memiliki warna kuning muda serta aroma kurang menyengat
sedangkan metode sistem kontrol memiliki warna coklat – kemerahan serta aroma
khas daun nilam.