dc.description.abstract |
Latar belakang: Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh bakteri Leptospira, sering terjadi di daerah tropis dengan risiko
meningkat selama musim hujan dan kondisi banjir. Kelurahan Kampung Baru
Lingkungan 16 Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan merupakan daerah
berisiko terinfeksi leptospirosis karena dari segi bentuk geografis terdapat fitur
seperti cekungan (berbentuk kuali) sehingga rentan terhadap bajir ketika hujan
turun. Pengetahuan yang baik dapat mencegah penyakit sebaliknya orang dengan
pengetahuan yang buruk bisa menyebabkan penuluran penyakit yang lebih luas
dan peningkatan angka kesakitan serta kematian. Tujuan: Mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pencegahan leptospirosis
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Metode: Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif menggunakan desain one group pre-test and post-test dan
dilakukan di Kelurahan Kampung Baru Lingkungan 16 Kecamatan Medan
Maimun, Kota Medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive
sampling dengan 79 responden. Data dikumpulkan melalui hasil kuesioner tingkat
pengetahuan dan sikap dalam pencegahan leptospirosis. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan mayoritas responden memiliki tingkat
pengetahuan kurang (75,9%) dan sikap yang buruk (63,3%), yang meningkat
menjadi tingkat pengetahuan baik (54,4%) dan sikap baik (60,8%) setelah
penyuluhan. Dan dari hasil uji wilcoxon menunjukkan adanya peningkatan
signifikan pada tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat setelah penyuluhan p value 0,000<0,05. Kesimpulan: Program edukasi kesehatan kepada masyarakat
bisa memberikan intervensi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan sikap
dalam mencegah leptospirosis, khususnya di daerah berisiko tinggi. |
en_US |