Research Repository

PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK DAN POLUSI UDARA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA PON

Show simple item record

dc.contributor.author Safira, Ranti
dc.date.accessioned 2025-04-16T01:55:49Z
dc.date.available 2025-04-16T01:55:49Z
dc.date.issued 2025-01-22
dc.identifier.uri https://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/26850
dc.description.abstract Pendahuluan: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang berdampak signifikan pada masyarakat Indonesia. Faktor lingkungan, seperti paparan asap rokok dan polusi udara, diduga menjadi penyebab utama peningkatan risiko kejadian ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh paparan asap rokok dan polusi udara terhadap kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Desa Pon. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode pendekatan cross sectional, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 60 orang dari yang sering terpapar asap rokok dan polusi udara. Analisis uji statistik yang digunakan yaitu korelasi Spearman Rank untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel (variabel independen dan variabel dependen). Hasil: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan asap rokok pada masyarakat di Desa Pon paling banyak terjadi pada rentang usia 36-40 tahun, dengan tingkat paparan berat sebanyak 13 orang (21,58%). Berdasarkan data pekerjaan, paparan asap rokok dengan tingkat berat paling banyak dialami oleh individu yang berprofesi sebagai wiraswasta, yakni sebanyak 16 orang (21,58%), sedangkan tingkat paparan yang terbanyak adalah paparan asap rokok berat sebanyak 39 orang (65,0%), dan pada Indeks Brinkman, paparan asap rokok terbanyak adalah paparan asap rokok sedang sebanyak 29 orang (48,3%). Selain itu, hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa paparan polusi udara terbanyak terjadi pada kelompok usia 36-40 tahun, dengan tingkat paparan sedang sebanyak 18 orang (29,88%). Sementara itu, berdasarkan data pekerjaan, paparan polusi udara dengan tingkat sedang paling banyak dialami oleh petani, dengan jumlah sebanyak 18 orang (30,0%) dan berdasarkan tingkat paparan yang terbanyak adalah polusi udara sedang sebanyak 55 orang (91,7%). Berdasarkan hasil Alat Air Quality Detector ditemukan bahwa kadar HCHO sebesar 0,182 mg/m³, kadar TVOC sebesar 0,501 mg/m³, kadar PM2,5 sebesar 0,12 μg/m³, kadar PM10 sebesar 0,16 μg/m³, kadar CO sebesar 0,00 ppm, dan kadar CO2 sebesar 1487 ppm. Berdasarkan hasil uji Spearman Rank didapatkan paparan asap rokok dengan kejadian ISPA nilai probabilitas (p-value) sebesar 0.153 dan polusi udara dengan kejadian ISPA nilai probabilitas (p-value) sebesar 0.143. Hasil tersebut menunjukkan nilai probabilitas >0.05. Kesimpulan: Tidak terdapat pengaruh paparan asap rokok dan polusi udara terhadap kejadian ISPA di wilayah Kerja Puskesmas Desa Pon. en_US
dc.subject Paparan Asap Rokok en_US
dc.subject Polusi Udara en_US
dc.subject ISPA en_US
dc.title PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK DAN POLUSI UDARA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA PON en_US
dc.title.alternative Ranti Safira en_US
dc.type Thesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account