Abstract:
Pendahuluan: Kanker serviks adalah kanker dengan tingkat prevalensi terbesar
keempat di dunia. Penyebab perkembangan kanker serviks adalah kegagalan dari
proses apoptosis normal yang juga berdampak pada kegagalan kemoterapi dan
radioterapi. Untuk menginduksi apoptosis dapat digunakan senyawa flavonoid
(apigenin dan luteolin) melalui rute pensinyalan yang dikendalikan protein Bcl-2.
Tujuan: Riset ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan senyawa flavonoid
berupa apigenin dan luteolin kulit durian dalam menghambat proliferasi sel
kanker jalur Bcl-2. Metode: Dilakukan studi Immunofluorescence dengan
menginduksi sel HeLa kanker serviks yang dikultur untuk menilai apoptosis
dengan menggunakan pewarnaan Bcl-2 dengan treatment kulit durian. Aktivitas
pada penelitian ini meliputi identifikasi tanaman, preparasi dan meserasi, uji
fitokimia, GC-MS, in-vitro, dan immunofluorescence. Hasil: Uji in vitro
menunjukkan perubahan morfologi dan terbentuk kristal formazan setelah
dilakukan treatment senyawa MTT. Hasil perhitungan IC50 menunjukkan ekstrak
kulit durian menunjukkan aktivitas antikanker aktif dengan nilai 44,14±18,69.
Persentase kelangsungan hidup menurun secara signifikan sebesar p<0,05 pada
konsentrasi tertinggi (300 μg/ml). Efek pada 1x dosis IC50, sel HeLa dengan
treatment kulit durian dapat menginhibisi dan menginaktivasi antiapoptosis Bcl-2
sehingga merangsang munculnya apoptosis kembali. Kesimpulan: Senyawa
flavonoid pada kulit durian dapat dipertimbangkan menjadi agen antikanker
serviks yang potensial dengan cara menstimulasi apoptosis.