Abstract:
Pendahuluan: Kapasitas oksigen maksimal (VO2Max) merupakan indikator
penting fungsi kardiovaskular dan dikaitkan dengan risiko komplikasi kesehatan
seperti obesitas. Prevalensi obesitas tinggi di kalangan wanita usia reproduksi
(WUS) berusia 20–29 tahun. Obesitas dapat memengaruhi VO2Max melalui
faktor-faktor seperti stres pada jantung, perubahan fungsi otot, dan
ketidakseimbangan hormon. Angka obesitas sangat tinggi pada kelompok ini di
kota Medan, khususnya di distrik Medan Deli. Oleh karena itu, penelitian lebih
lanjut diperlukan untuk menyelidiki hubungan antara obesitas berdasarkan BMI
(indeks massa tubuh) dan VO2Max pada WUS. Tujuan: Tujuan penelitian ini
adalah menganalisis hubungan obesitas berdasarkan BMI dengan nilai VO2Max
pada WUS obesitas usia 20-29 tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan desain
deskriptif analitis dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 72
individu WUS obesitas berusia 20 hingga 29 tahun yang berasal dari wilayah
Kecamatan Medan-Deli. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur berat
badan, tinggi badan, dan VO2Max dan dianalisis menggunakan uji chi-square
dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Mayoritas dari responden termasuk
dalam kategori obesitas I (56,9%), disusul obesitas kategori II (41,1%). Dilihat
dari sebaran nilai VO2Max, 30 orang (41,7%) tergolong “sangat buruk”, 9 orang
(12,5%) tergolong “buruk”, 32 orang (44,4%) tergolong “sedang”, dan 1 orang
(44,4%) tergolong “sedang”. 1,4%) berada dalam kategori “baik”, dan meskipun
tidak ada wanita dengan kelebihan berat badan pada usia kelebihan berat badan
yang memiliki nilai VO2max “sangat baik”, sebagian besar memiliki nilai
VO2max dalam kategori “normal”. Hasil analisis menunjukkan terdapat
hubungan bermakna antara obesitas derajat II dengan VO2Max (p=0,000;
α=0,05). Kesimpulan: Ada hubungan signifikan antara obesitas stadium II dan
VO2Max rendah pada WUS berusia 20-29 tahun. Studi ini menyoroti pentingnya
intervensi untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular pada kelompok ini.