Abstract:
Diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan faktor risiko utama dermatofitosis,
infeksi jamur yang sering terjadi pada pasien dengan gangguan metabolik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dermatofitosis pada
pasien DM tipe 2 di RSU Hasanudin Aceh Tenggara. Metode penelitian
menggunakan desain deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross-sectional,
menganalisis data rekam medis pasien dari Januari 2018 hingga Desember 2023.
Sampel terdiri dari 35 pasien dermatofitosis berusia ≥18 tahun, dipilih dengan
teknik total sampling. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan SPSS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 54,3% pasien dermatofitosis memiliki riwayat
DM tipe 2. Jenis dermatofitosis terbanyak adalah Tinea Korporis (28,6%), diikuti
Tinea Barbae (17,1%). Kelompok usia 46-55 tahun merupakan yang paling
banyak terinfeksi (37,1%). Pembahasan mengindikasikan bahwa hiperglikemia
pada DM tipe 2 menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan jamur,
sementara gangguan imunoregulasi dan mikrosirkulasi memperburuk kerentanan
infeksi. Kesimpulan penelitian ini menekankan pentingnya kontrol glikemik yang
optimal dan pencegahan infeksi kulit pada pasien DM tipe 2.