Abstract:
Latar Belakang: Kualitas tidur adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya
kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan
kebutuhannya. Salah satu pengobatan alternatif yang banyak digunakan oleh
masyarakat saat ini adalah pengobatan alternatif dengan terapi hijamah/bekam
(cupping therapy). Terapi bekam dapat meningkatkan kualitas hidup melalui aspek
fisiologis dengan cara berbekam, bekam dapat mengurangi rasa nyeri, menurunkan
tekanan darah, gangguan pola tidur dan dapat mengurangi kecemasan. Terapi bekam
merupakan terapi yang sangat baik untuk mengaktifkan serotonin, serotonin
merupakan neurotransmiter monoamino yang disintesiskan pada neuron neuron
serotonegris dalam syaraf pusat. Serotonin ini dikeluarkan oleh trombosit yang
tertarik kedaerah inflamasi, dan memiliki efek vasodilator dan vasokontroktor,
tergantung dimana tempat pelepasannya. Tujuan: Mengetahui dampak bekam basah
terhadap kualitas tidur pada orang sehat di klinik kesehatan kota Medan. Metode:
Penelitian ini merupakan penilitian observasional dengan pendekatan Cohort,
penelitian diselesaikan pada saat tertentu dan tidak ada penelitian yang dilakukan di
berbagai waktu untuk dibandingkan. Hasil: Pada hasil Wilcoxon Signed-Rank Test
menunjukkan nilai p-value sebesar 0.000. Karena nilai p-value ≤ 0.05, maka H0
ditolak, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas tidur sebelum
dan sesudah intervensi bekam basah. Dengan demikian, intervensi bekam basah
berdampak dalam meningkatkan kualitas tidur. Kesimpulan: Sebelum dilakukan
intervensi, mayoritas responden mengalami kualitas tidur yang buruk (76%),
sementara hanya 24% yang memiliki kualitas tidur yang baik. Setelah intervensi
bekam basah, terjadi peningkatan yang signifikan, di mana 60% responden
mengalami kualitas tidur yang baik dan 40% masih memiliki kualitas tidur yang
buruk. Distribusi ini menunjukkan adanya perubahan positif setelah intervensi.