dc.description.abstract |
Pendahuluan: Resistensi antimikroba merupakan masalah utama yang
terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Secara global, resistensi obat
antimikroba membunuh 4,95 juta orang ditahun 2019 dan 133.800 orang
meninggal dengan 34.500 disebabkan oleh resistensi antimikroba di Indonesia.
Terdapat senyawa kimia yang bermanfaat sebagai anti-inflamasi, antioksidan, dan
antibakteri yang ditemukan dalam jahe merah (Zingiber offcinale Roscoe var.
rubrum). Diantaranya ialah senyawa fenolik, alkaloid, flavonoid, kardioglikosida,
glikosida, saponin, steroid, terpenoid, dan tanin. Metode: penelitian ini
menggunakan metode true experimental design. Ekstraksi dilakukan dengan cara
maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Teknik yang digunakan untuk
mengukur aktivitas antibakteri adalah metode difusi cakram dengan mengukur
zona jernih dengan konsentrasi ekstrak jahe merah 25%, 50%, 75%, 100%, dan
mengetahui konsentrasi ekstrak jahe merah (Zingiber offcinale Roscoe var.
rubrum) yang paling efektif terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Hasil: ekstrak jahe merah berpotensi terhadap aktivitas daya hambat bakteri
Staphylococcus aureus dan konsentrasi ekstrak jahe merah (Zingiber offcinale
Roscoe var. rubrum) 50%, 75%, dan 100% memiliki perbedaan yang signifikan
(p<0,05). Rerata zona hambat pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% secara
berturut-turut adalah 8,69 mm, 9,87 mm, 9,30 mm, dan 13,82 mm yang
menunjukan adanya perbedaan daya hambat terhadap S. aureus. Kesimpulan:
konsentrasi ekstrak jahe merah 100% yang paling efektif menghambat
pertumbuhaan bakteri Staphylococcus aureus. Hasil uji One Way ANOVA
didapatkan hasil p<0,05 bermakna ekstrak jahe merah berpengaruh dalam daya
hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. |
en_US |