Abstract:
Pendahuluan : Artritis gout adalah penyakit inflamasi sendi yang disebabkan oleh
deposisi kristal monosodium urat, dengan nyeri sendi sebagai gejala utama. Nyeri ini
bersifat subjektif dan dapat bervariasi dalam skala serta tingkatannya. Faktor risiko
seperti usia, jenis kelamin, pola makan, serta obesitas yang ditandai dengan Indeks Massa
Tubuh (IMT) tinggi diduga berkontribusi terhadap tingkat keparahan nyeri pada penderita
artritis gout. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara
indeks massa tubuh (IMT) dengan derajat nyeri pada pasien artritis gout di Klinik
Pratama Aisyiyah Medan Amplas. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif analitik dengan rancangan cross-sectional dan teknik pengambilan sampel
purposive sampling. Pengukuran IMT dilakukan dengan menggunakan timbangan digital
dan stature meter, sementara derajat nyeri diukur menggunakan numeric rating scale
(NRS). Hasil : penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki IMT
kategori overweight (38,6%) dan obesitas (33,3%). Derajat nyeri yang paling banyak
dialami adalah nyeri sedang (36,8%) dan berat (36,8%). Analisis korelasi Spearman
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara IMT dan derajat nyeri (p < 0.001,
r = 0,760), yang menunjukkan korelasi yang kuat. Kesimpulan : Terdapat hubungan
antara IMT dengan derajat nyeri pada pasien artritis gout.