Abstract:
Cooling tower adalah perangkat yang digunakan untuk membuang panas dari
sistem industri atau gedung melalui proses evaporasi. Suhu air masuk ke cooling
tower merupakan parameter penting yang mempengaruhi efisiensi dan performa
alat tersebut. Abstrak ini membahas pentingnya pengukuran suhu air masuk dalam
cooling tower dan dampaknya terhadap efisiensi operasionalnya.
Suhu air masuk, yaitu suhu air di variasikan dengan suhu air dari 35˚C, 38˚C,
41˚C, 44˚C, 47˚C, dan 50˚C. yang masuk ke cooling tower dari sistem proses atau
pendinginan, dapat mempengaruhi kapasitas pendinginan dan konsumsi energi
dari cooling tower. Dalam proses pendinginan, air yang lebih panas cenderung
memerlukan lebih banyak energi untuk menurunkan suhunya ke tingkat yang
diinginkan, sehingga mempengaruhi kinerja keseluruhan sistem pendinginan.
Metodologi yang digunakan melibatkan pengukuran suhu air masuk dan keluar
dari cooling tower, serta analisis selisih suhu untuk menilai kinerja. Data diambil
setiap 10 menit untuk memastikan akurasi. Alat yang digunakan termasuk sensor
suhu dan perangkat pengukur aliran udara. Hasil analisis menunjukkan bahwa
suhu air masuk memiliki dampak signifikan terhadap kinerja WCT. menunjukkan
pengaruh suhu air masuk pada Range dimana laju aliran air nya 5 ltr/m
menujukkan bahwa suhu air masuk 50˚C memiliki nilai Range 8,12 dan Suhu air
50,41˚C merupakan suhu paling tinggi dibandingkan masuk 47 ˚C, 44˚C, 41˚C,
38˚C. Sedangkan grafik yang terendah di tunjukan pada suhu air masuk 35˚C,
Range 1,30 pada suhu air 35,23˚C.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa suhu air masuk memiliki
dampak signifikan terhadap kinerja WCT, khususnya dalam hal range, approach,
efektivitas, Q, Me dan Mev. Temuan ini dapat digunakan untuk optimasi desain
cooling tower di industri untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja operasional.