Abstract:
Pendahuluan: Gagal ginjal kronik (GGK) adalah penyakit dengan kelainan
struktur ataupun definitif fungsi ginjal dan ditandai dengan ireversibel yang lambat
serta progresif dengan kurun waktu sekurangnya 3 bulan, dengan demikian
abnormalitas struktural tersebut dapat di deteksi melalui pemeriksaan laboratorium
dengan Glomerular Fitration Rate (GFR/LFG) <60 ml/menit/1,73 m2
. Hemodialisis
adalah pilihan untuk pasien dengan GGK. Selain kesamaan antigenik, koklea dan
ginjal memiliki mekanisme fisiologis yang serupa, yaitu transpor aktif cairan dan
elektrolit yang dicapai oleh stria vaskularis di koklea dan glomeruli di ginjal.
Tujuan: Untuk menganalisis apakah terdapat hubungan durasi hemodialisis dengan
gangguan pendengaran sensorineural pada pasien gagal ginjal kronik. Metode:
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross
sectional. Teknik pengambilan sampel adalah non probability sampling dengan cara
consecutive sampling. Sampel penelitian adalah pasien GGK yang menjalani
hemodialisis di RSUD Drs. H. Amri Tambunan. Jumlah sampel 38 pasien. Hasil:
Berdasarkan uji Fisher Exact (p<0,05), didapatkan hasil yang signifikan (p=0,014)
antara durasi hemodialisis dengan gangguan pendengaran sensorineural.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara durasi hemodialisis dengan gangguan
pendengaran sensorineural pada pasien GGK.