Abstract:
Latar Belakang : Stroke iskemik akut (AIS) akhir-akhir ini menjadi penyebab
umum kematian dan kecacatan di dunia. Diagnosis stroke iskemik akut sulit
dilakukan karena hasil computerized tomography (CT) mungkin tampak normal
pada tahap awal atau pada pasien dengan gejala ringan, dan magnetic resonance
imaging (MRI) tidak selalu dapat dilakukan. Coronavirus Disease ialah infeksi
yang disebabkan oleh virus bernama Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini menyebar dari orang yang terinfeksi,
baik yang sudah menunjukkan gejala atau pun yang tidak. Gejala awal yang
sering muncul pada orang yang terinfeksi adalah demam, dengan suhu tubuh
antara 38,1 hingga 39°C. Mekanisme terjadinya stroke pada pasien COVID-19
disebabkan oleh adanya peningkatan D-Dimer dan fibrinogen yang merupakan
jalur koagulapati. Koagulapati berkaitan dengan respon inflamasi sistemik yang
disebabkan oleh infeksi. Tujuan : Untuk memahami dan mengkaji lebih jauh
hubungan antara peningkatan kadar D-Dimer pada pasien stroke iskemik yang
terinfeksi COVID-19 di RSUD Drs H. Amri Tambunan Kabupaten Deli Serdang.
Metode : Penelitian ini adalah studi deskriptif retrospektif yang menggunakan
desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
berasal dari data rekam medis penderita COVID-19 dengan kejadian stroke
iskemik di RSUD DRS. H. Amri Tambunan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021
Hasil : dapat disimpulkan bahwa hasil uji Chi-square yaitu 0,239 (P-value >0,05)
yang bermakna bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
peningkatan D-Dimer dengan kejadian stroke iskemik dan stroke hemoragik
terhadap penderita COVID-19. Kesimpulan : Tidak dijumpai hubungan yang
signifikan antara hubungan peningkatan D-Dimer dan risiko kejadian stroke
iskemik pada pasien COVID-19.