dc.description.abstract |
Latar belakang: Asma ialah gangguan saluran pernapasan yang berlangsung
lama dan dapat dikendalikan, yang ditandai oleh penyempitan saluran pernapasan,
adanya peradangan, serta kelebihan respons terhadap berbagai pemicu. Sampai
saat ini, asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Laporan Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tahun 2019 menyatakan angka
morbiditas asma masih tetap tinggi sekitar 300 juta hingga mencapai 400 juta
pada tahun 2025. Tatalaksana konservatif pada intervensi farmakologis dan
pengendalian pemicu lingkungan, serta faktor non-farmakologis, seperti kualitas
tidur, juga memainkan peran penting dalam pengendalian asma. Tujuan: Untuk
mengetahui gambaran kualitas tidur malam pada penderita asma di RS Haji
Medan. Metode: Deksriptif Metode pengambilan sampel non-probability
sampling. Data penelitian ini diperoleh dari data primer menggunakan kuosioner
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan analisa data menggunakan analisa
univariat. Hasil: Hasil penelitian ini mayoritas penderita asma di RS Haji Medan
memiliki kualitas tidur yang termasuk dalam kategori buruk (86,7%), mayoritas
penderita asma di RS Haji Medan berjenis kelamin perempuan memiliki kualitas
tidur yang buruk (57,8%), mayoritas penderita asma di RS Haji Medan bekerja
sebagai ibu rumah tangga memiliki kualitas tidur yang buruk (37,8%), mayoritas
penderita asma di RS Haji Medan memiliki tingkat pendidikan diploma/perguruan
tinggi dan memiliki kualitas tidur yang buruk (35,6%). Kesimpulan: Mayoritas
responden mengalami kualitas tidur yang buruk, yang kemungkinan disebabkan
oleh faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan latar belakang
pendidikan. |
en_US |