Abstract:
Latar Belakang: Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbanyak di
dunia. RISSC mencatat, jumlah populasi muslim di Indonesia mencapai 240,62 juta
jiwa pada 2023. Jumlah ini setara 86,7% dari populasi nasional yang totalnya 277,53
juta jiwa. Ini menjadikan salat sebagai kewajiban mayoritas dari masyarakat Indonesia.
Namun anak-anak cenderung kurang tertib melaksanakan salat dikarenakan tingkat
emosionalnya. Anak-anak seringkali mengalami berbagai tantangan dan tekanan yang
dapat memengaruhi kesejahteraan emosional mereka. Salat sebagai praktik ibadah
Islam dapat menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada pengelolaan emosi
positif. Oleh karena itu, penulis berminat untuk meneliti hubungan antara
mempraktekkan salat 5 waktu dengan penurunan kejadian emosi pada anak SD.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional dimana orang tua murid akan dibuka penyuluhan tentang penerapan salat
pada anak, orang tua juga diminta mengisi kuisioner sebelum dan sesudah pelatihan.
Penelitian diselesaikan pada saat tertentu dan tidak ada penelitian yang dilakukan di
berbagai waktu untuk dibandingkan. Total sampel pada penelitian ini adalah 80 orang
siswa. Data dianalisis menggunakan (SPSS). Lalu melakukan uji pearson jika data
normal dan uji spearman jika data tidak normal, kemudian akan dilakukan analisis
korelasi. Jika didapatkan nilai p dari < 0,05, dianggap signifikan secara statistik. Hasil:
Terdapat korelasi yang signifikan antara hubungan mempraktekkan salat 5 waktu
dengan menurunnya kejadian emosi pada anak SD (p<0,05). Kesimpulan: Salat dapat
menurunkan kejadian tingkat emosi pada anak.