Abstract:
Pendahuluan : Prevalensi OMSK di indonesia adalah sebesar 3,9%,
menurut WHO masuk kedalam prevalensi dengan kategori tinggi. Dalam 5
dekade terakhir penggunaan antibiotik mengalami peningkatan yang luar biasa
dan menjadi faktor utama penyebab munculnya kuman-kuman yang resistent
terhadap antibiotik. Bawang putih memiliki kandungan utama yang berperan
sebagai antibakteri dan terapeutik ialah kandungan sulfur pada bawang putih yaitu
Diallyl thiosulfinat (allicin) dan juga Diallyl disulfide (ajoene). Tujuan :
Mengetahui perbandingan daya hambat ekstrak bawang putih 25% dan
ciprofloxacin terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus penyebab
OMSK. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional,
dengan desain cross sectional karena pengukuran dilakukan sekali pada satu
waktu yang sama. Hasil : Ekstrak bawang putih memiliki daya hambat terhadap
Staphylococcus aureus penyebab OMSK. Berdasarkan uji Mann Whitney
diperoleh nilai p=0,016 dimana daya hambat Ciprofloxacin lebih baik
dibandingkan dengan ekstrak bawang putih 25%. Kesimpulan : Ciprofloxacin
lebih efektiv menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus penyebab OMSK
dibandingkan dengan ekstrak bawang putih 25%. Sehingga diperlukan penelitian
lebih lanjut dengan konsentrasi yang lebih tinggi untuk melihat konsentrasi mana
yang memiliki efektivitas yang sama dengan ciprofloxacin dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus penyebab OMSK.