dc.description.abstract |
Latar belakang: Di Indonesia, kelainan refraksi menempati urutan pertama dari
penyakit mata. Menurut penelitian sebelumnya sebanyak 82% mahasiswa
kedokteran di Singapura mengalami miopia, yang dikaitkan denagn aktivitas
seperti intesitas membaca buku, penggunaan gadget serta faktor keturunan yang
tidak dapat diubah. Tujuan Penelitian: Mengetahui faktor resiko terjadinya
miopia pada mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara Angkatan 2020. Metode penelitian: sampel
yang digunakan berasal dari mahasiswa aktif sebanyak 67 orang. Seluruh sampel
mengisi kusioner yang telah divalidasi. Hasil: Riwayat Miopia Parental
terbanyak ada pada kelompok kasus yaitu 52 orang (77,6 %) dan kelompok
kontrol 56 orang (83,6%). Durasi aktivitas melihat dekat terbanyak kelompok
lama (>3 jam) yaitu 65 orang (97%) pada kelompok kasus dan 64 orang (95,6%)
pada kelompok kontrol. Jarak pandang dekat terbanyak pada <30 cm yaitu 44
orang (65,7%) pada kelompok kasus dan 50 orang (74,2%) pada kelompok
kontrol. Hasil analisis bivariat didapatkan jumlah p = 0,513 dimana p >0,05 yang
artinya tidak terdapat hubungan antara riwayat miopia parental dengan kejadian
miopia. Diperoleh jumlah p = 1,000 yang (p = >0,05) artinya tidak ada hubungan
antara durasi aktivitas melihat dekat dengan kejadian miopia. Kemudian diperoleh
jumlah p = 0,345 yang (p 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara jarak
pandang dekat dengan kejadian miopia. Pada penelitian ini tidak dapat dilakukan
analisis multivariat sebab nilai p pada analisis bivariat adalah p > 0,25 artinya
memenuhi syarat untuk dilakukan analisis multivariat yaitu p < 0,25 |
en_US |