dc.description.abstract |
Latar Belakang: Nyeri kronik merupakan rasa sakit yang terus-menerus
dan akan belanjut sampai melampaui waktu penyembuhan yang seharusnya,
terdapat dua titik waktu yang digunakan dalam praktek sehari-hari, yaitu 3 bulan
dan 6 bulan setelah pertama kali cedera. Sensitasi dari neuron nosiseptif perifer
dan sentral mendasari proses peralihan dari nyeri akut ke nyeri kronis. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi meningkatnya kejadian nyeri kronik paska
operasi diantaranya adalah faktor preoperative, intraoperatif dan postoperatif.
Nyeri akut paskaoperasi yang tidak diobati juga meningkatkan risiko
meningkatkan nyeri kronik paska operasi. Di Asia, prevalensi nyeri kronik sangat
bervariasi, antara 7% di Malaysia hingga 60% di Kamboja. Prevalensi nyeri
kronik paska operasi pada dewasa dilaporkan sekitar 20% pada negara maju.
Angka kejadian tersebut mencakup semua usia dengan angka kejadian lebih tinggi
pada wanita dan usia tua. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
mengetahui gambaran karakteristik nyeri kronik paska operasi pada pasien rawat
jalan di poli bedah dan poli obstetri dan ginekologi di RSU di Medan. Metode:
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah Observasional dengan
pendekatan metode Cross Sectional. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil usia 26-35 tahun paling banyak mengalami nyeri kronik
yaitu sebanyak 29,8% dan perempuan lebih banyak mengalami nyeri kronik
dibandingkan dengan laki-laki. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini
ditemukan bahwa mayoritas responden mengalami intensitas nyeri sedang
sebanyak 36 responden (63,2%). Terdapat gambaran karakteristik paling banyak
usia 26-35 tahun. |
en_US |