dc.description.abstract |
Pendahuluan: Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang di alami oleh
balita yang mengalami gizi buruk dari konsepsi hingga 2 tahun pertama kehidupan (0-
23 bulan) dan terjadi defisit pertumbuhan linier terus memburuk sampai usia 5 tahun.
Angka kejadian stunting di Provinsi Sumatera Utara mencapai 25,8% dan merupakan
provinsi ke-17 dengan angka kejadian stunting di Indonesia. Stunting di kota medan
tersebar di 63 kelurahan dan 20 kecamatan dengan daerah yang memiliki angka
stunting terbanyak adalah Kecamatan Medan Belawan. Tujuan: penelitian ini
dilakukan untuk menilai keterkaitan status gizi, panjang badan lahir serta pemberian
ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan
Medan Belawan tahun 2023. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian
studi observasional dengan pendekatan rancangan cross sectional yang dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Belawan. Dengan sampel adalah anak
dengan usia 24-59 bulan yang terdata di Puskesmas Kecamatan Medan Belawan tahun
2023 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama periode penelitian dengan
total sampel 44 orang. Hasil : Sebanyak 5 anak (29,4%) dengan gizi baik mengalami
stunting, 11 anak (68,8%) dengan gizi kurang mengalami stunting dan 11 anak
(100,0%) dengan gizi buruk mengalami stunting dengan nilai p-value sebesar 0.001.
Sebanyak 4 anak (33,3%) dengan panjang badan lahir normal mengalami stunting dan
22 anak (59,4%) dengan panjang badan lahir pendek mengalami stunting dengan nilai
p-value sebesar 0.002. Sebanyak 10 anak (45,5%) yang mendapatkan ASI Eksklusif
mengalami stunting dan sebanyak 17 anak (77,3%) yang tidak mendapatkan ASI
ekslusif mengalami stunting dengan nilai p-value sebesar 0.030 yang artinya p-value
< 0.005. Simpulan : Terdapat hubungan yang sifgnifikan antara status gizi, panjang
badan lahir serta pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak usia 24-
59 bulan di Kecamatan Medan Belawan tahun 2023. |
en_US |