ANALISIS SISTEM TAAWUN DALAM FILANTROPI MUHAMMADIYAH DI LAZISMU KOTA MEDAN

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Sistem Taawun dalam Filantropi Muhammadiyah di Lazismu Kota Medan sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh Lazismu Pusat agar misi Lazismu dapat terealisasikan dengan baik dan benar. Lazismu Kota Medan ingin mengetahui sejauh mana penerapan Sistem Taawun dalam Filantropi Muhammadiyah di Lazismu Kota Medan apakah sudah dapat meningkatkan penerimaan zakat di Lazismu Kota Medan agar nantinya dapat memahami apa saja kendala Lazismu untuk meningkatkan penerimaan zakat tesebut. Lazismu Kota Medan juga memiliki visi, misi dan tujuan yang sama seperti Lazismu Pusat bahkan ingin memperluas rasa Taawun bukan hanya dalam filantropi Muhammadiyah saja tetapi menyeluruh hingga keseluruh dunia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitataif. Adapun hasil penelitian menunjukkan, sistem taawun dalam filantropi Muhammadiyah dapat dijalankan dengan baik karena dengan melalui program diantaranya ada pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dakwah dan lingkungan. Lazismu sebagai Fasilitator yang sangat berperan dalam membantu para mustahiq atau pelaku usaha yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Dampak dari sistem taawun ini adalah peningkatan penghasilan usaha dimana yang dimaksudkan bahwa para anggota dari program Sistem taawun dalam filantropi Muhammadiyah sudah dapat memperluas jaringan usaha, dan meningkatkan laba penghasilan serta berkembangnya usaha yang dijalankan. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam pelaksanaan program pemberdayaan ini yaitu didukung dengan adanya potensi SDM yang dapat dikembangkan melalui dana zakat berbasis produktif, lembagaMuhammadiyah merupakan salah satu lembaga yang memiliki struktur di setiap tingkatan baik wilayah, daerah, cabang dan ranting, dan adanya partisipasi dari masjid, lembaga keuangan islam dan pemerintah setempat. Namun pelaksanaan program pemberdayaan ini juga masih terdapat beberapa kendala diantaranya jumlah amil zakat yang terlalu banyak, kurangnya promosi, rendahnya efektifitas program pendayagunaan zakat, dll.