dc.description.abstract |
Pendahuluan: Akne vulgaris merupakan gangguan peradangan kulit pada unit
pilosebasea dengan lesi polimorfik dan derajat keparahan yang bervariasi. Proses
patogenesis akne vulgaris mencakup produksi sebum yang meningkat,
hiperproliferasi folikel polisebasea, kolonisasi Cutibacterium acnes dan proses
inflamasi. Faktor lain yang mempengaruhi akne vulgaris adalah hidrasi kulit.
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara tingkat hidrasi kulit wajah
dengan derajat keparahan akne vulgaris pada Mahasiswa Angkatan 2019 Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Metode: Melibatkan 35
subjek mahasiswa yang memiliki akne vulgaris. Merupakan studi analitik
observasional secara cross sectional. Pemeriksaan dermatologis keparahan akne
vulgaris dinilai berdasarkan kriteria Lehmann dan pengukuran hidrasi kulit wajah
dengan alat Scalar Moisture Checker MY-808 S (Scalar Corporation, Jepang).
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji Chi square. Hasil: Distribusi
frekuensi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh perempuan
sebanyak 26 orang (74,3%). Mayoritas subjek penelitian termasuk dalam akne
vulgaris derajat keparahan sedang sebanyak 20 subjek (51,4%). Mayoritas subjek
penelitian memiliki tingkat hidrasi kulit wajah yang tergolong normal berjumlah
18 subjek (51,4%). Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat hidrasi kulit
wajah dengan derajat keparahan akne vulgaris (p=0,006). Kesimpulan: Adanya
hubungan yang signifikan antara tingkat hidrasi kulit wajah dengan derajat
keparahan akne vulgaris pada Mahasiswa Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Semakin rendah tingkat hidrasi
kulit, maka semakin berat derajat keparahan akne vulgaris. |
en_US |