dc.description.abstract |
Masyarakat nelayan identik dengan kemiskinan, banyak hal yang
menyebabkannya, antara lain kurangnya modal yang dimiliki para nelayan,
rendahnya tekonologi yang dimiliki, rendahnya akses pasar, dan rendahnya
partisipasi masyarakat dalam pengolahan sumber daya alam. Kampung Nelayan
Seberang Kecamatan Medan Belawan merupakan suatu wilayah yang mayoritas
penduduknya bermata pencaharian nelayan. Masyarakat nelayan adalah
masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu
kawasan transisi antara wilayah pesisir atau wilayah pantai. Masuk pada masa
Corona virus disease 2019 (Covid-19) berdampak yakni berubahnya pola
konsumsi dan pekerjaan sehingga menyebabkan perubahan terjadi pada pasar
komoditas pangan yang salah satunya adalah ikan. Adanya ketidakpastian kondisi
dan tingginya kekhawatiran terkait kesehatan ini terjadi di dalam kehidupan sosial
masyarakat, tidak terkecuali pada masyarakat nelayan di Kampung Nelayan
Seberang. Dampak yang paling dirasakan nelayan ialah harga ikan yang
mengalami penurunan drastis hingga mencapai 50%. Hal ini tidak sebanding
dengan usaha dan biaya operasional yang dikeluarkan nelayan saat melakukan
penangkapan di laut. Hal tersebut menarik untuk diteliti. Penelitian ini dilakukan
di Kampung Nelayan Seberang dengan menggunakan penelitian kulitatif
menggunkakan teknik penumpulan data yaitu studi pustaka, observasi dan
wawancara dan data yang didapat dilapangan di deskripsikan, hingga akhirnya
dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian. Informan utama merupakan
keluarga para nelayan yang menetap di Kampung Nelayan Seberang dan terkena
dampak Covid-19. Strategi adaptasi pada para nelayan yaitu strategi aktif, pasif
dan jaringan. Dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti
memberikan saran agar para nelayan harus lebih konsisten dalam keahlian
maupun kemampuan untuk membuka usaha sehingga usaha-usaha yang
menunjang keuangan dapat berjalan dengan baik dan harus pandai melihat situasi
seperti sekarang. |
en_US |