dc.description.abstract |
Kehidupan mahasiswa kedokteran membutuhkan komitmen dan tanggung jawab yang penuh. Tugas akademik yang diberikan pada mahasiswa membuat jam belajar lebih lama, ditambah kurangnya waktu tidur sehingga dapat menyebabkan stres, gangguan kecemasan dan depresi di kalangan mahasiswa. Menurut data WHO (2017), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena demensia.Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresiTujuan : Mengetahui adanya perbedaan simtom kecemasan dan depresi pada mahasiswa kedokteran UMSU angkatan 2014 dan 2016. Metode : Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dan juga uji Mann-Whitney di dapatkan angkatan 2016 lebih banyak mengalami simtom depresi di bandingkan angkatan 2014 dengan nilai p=0.001 sedangkan untuk simtom kecemasan juga di dapatkan angkatan 2016 mengalami kecemasan di bandingkan angktan 2014 dengan nilai p=0.001. Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang bermakna antara simtom depresi dan kecemasan pada mahasiswa angkatan 2014 dan 2016 di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara |
en_US |