dc.description.abstract |
Masyarakat Minangkabau atau Minang adalah kelompok Nusantara yang
berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Di Minangkabau, salah satu tempat
untuk mempelajari ajaran islam dan adat istiadat pada zaman dulu adalah
Surau(Mesjid). Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah Karakter anak
minang saat ini telah bergeser di masyarakat perantauan. Karakter yang
berlandaskan adat basandi syara’,syara’ basandi kitabullah ( Adat bersendikan
hukum, hukum bersendikan Al-Quran).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan nilai spiritual anak di
keluarga Minang perantauan, Faktor apa yang menyebabkan melemah
pembentukan karakter pada Minang perantauan dan upaya apa yang harus
dilakukan untuk mempertahankan nilai spiritual bagi pembentukan nilai karakter.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif,
yaitu penelitian yang memaparkan keadaan anak minang yang sebenarnya
berkenaan dengan faktor yang melatarbelakangi pembentukan karakter anak.
Instrumen yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara, dokumentasi
dan studi pustaka untuk indikator dalam penelitian ini dengan menggunakan 25
pertanyaan.
Hasil penelitian yang menjadi faktor melemahnya nilai karakter anak Minang
perantauan adalah faktor pengamalan ibadah 18,84%, faktor tanggung jawab
berpengaruh sebesar 21,00%, faktor keterkaitan dengan masyarakat sebesar
20,32%, faktor akhlak sebesar 20,42% dan yang terakhir faktor budi pekerti
sebesar 19,42%. Upaya yang harus dilakukan bersama, yaitu: Membuka tempat
perkumpulan Rumah Gadang IKMS yang ada di jalan pertiwi pada siang atau
malam hari bagi anak Minang perantauan dalam rangka belajar tentang adat
Minangkabau, Mengaktifkan kembali perkumpulan remaja mesjid atau pemudapemuda
Minang
untuk
mengajarkan
adat
Minang
kepada
anak-anak
Minang
perantauan,
Menjadikan
dua
atau
dari
3
orang
pemuda
sebagai
guru
di
mesjid
maupun
di
tempat
perkumpulan
Rumah
Gadang
tersebut. |
en_US |