dc.description.abstract |
Kecemasan preoperatif umum terjadi dan prevalensi kecemasan preoperatif yang dilaporkan di antara pasien yang menjalani berbagai jenis operasi dan tindakan anastesinya. Kecemasan sendiri dapat diartikan sebagai perasaan tidak nyaman, yang dapat menimbulkan gejala perilaku, emosional, kognitif, dan fisik. Masa preoperatif merupakan salah satu peristiwa yang mengkhawatirkan bagi kebanyakan pasien yang akan menjalani prosedur bedah. Atas dasar berikut maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana kejadian tingkat kecemasan preoperatif pada pasien yang akan menjalani tindakan anastesi pada operasi elektif atau emergensi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kajian literatur yang dilakukan melalui portal Science Direct terkait kecemasan preoperatif dalam rentang waktu 2015-2020. Literatur yang ditemukan akan diseleksi sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Instrumen pengukuran kecemasan preoperatif menggunakan kuesioner Spielberger menjadi standar emas untuk mengukur kecemasan. Pasien dengan kecemasan preoperatif perlu dipantau mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Penanganan sebelum operasi termasuk menjalin hubungan baik antar dokter dan pasien, edukasi dan wawancara terstruktur, psikoterapi, serta penanganan dengan obat-obatan anti kecemasan. Kesimpulan: Kecemasan preoperatif umum terjadi yang timbul dengan gejala perilaku, emosional, kognitif dan fisik. Identifikasi faktor risiko membantu tenaga medis dalam memberikan dukungan psikologis selama kunjungan preoperatif sehingga kecemasan dapat dikurangi. |
en_US |