dc.description.abstract |
Jalan merupakan infrastruktur transportasi yang berperan penting dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi suatu daerah.Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya
pemeliharaan agar jalan tetap berfungsi secara optimal.salah satunya adalah dengan
penambahan tebal lapis tambah (overlay). Pemilihan metode perencanaan yang
tepat menjadi faktor yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan desain lapis
tambah perkerasan lentur.Hal ini dikarenakan perencanaan yang tidak tepat dapat
menyebabkan jalan cepat rusak (underdesign) atau konstruksi tidak ekonomis
(overdesign).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui desain lapis tambah yang paling
optimum pada proyek peningkatan kinerja ruas jalan Batas Provinsi NAD-Simpang
Pangkalan Susu, dengan membandingkan pedoman perencanaan tebal lapis tambah
perkerasan lentur Metode Bina Marga dan AsphaltInstitute.
Hasil pengujian dengan Metode Bina Marga diperoleh segmen I(9.789 cm), segmen
II(10.479 cm), segmen III (11.045 cm), dan segmen IV(11.123 cm), sedangkan
Asphalt Institute diperoleh segmen I(11.250 cm), segmen II(11.875 cm), segmen
III (12.015 cm), dan segmen IV(13.125 cm). Dari perolehan hasil diatas maka dapat
disimpulkan bahwa Metode Asphalt Institute dalam perencanaan tebal lapis tambah
(overlay) pada perencanaan jalan di Indonesia tidak ekonomis digunakan karena
terlalu tebal. Hal ini berbeda dengan Metode Bina Marga, metode ini lebih
ekonomis digunakan di Indonesia karena tingkat ketebalannya sesuai digunakan
pada perencanaan tebal lapis tambah (overlay). |
en_US |