dc.description.abstract |
Menurut Mirna (2011), kemacetan menimbulkan dampak yang besar bagi
pertumbuhan ekonomi di kota Medan, seperti biaya bahan bakar, biaya kehilangan
nilai waktu, biaya kehilangan potensi ekonomi dan transaksi tertunda. Kondisi ini
tentu akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup warga kota Medan.
Kondisi ini membuat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) meningkat karena
mesin menyala lebih lama sehingga pengendara harus mengeluarkan biaya yang lebih
banyak untuk pembelian BBM. Masyarakat yang bekerja juga kehilangan jam kerja
mereka karena terlambat masuk kantor sehingga akhirnya pendapatan mereka juga
turut berkurang.
Metode penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif analisis data
deskriptif yaitu menjabarkan semua data keterangan yang diperoleh baik dalam
bentuk persentase, rata-rata, grafik dan lain-lain. Adapun sampel penelitian ini adalah
seluruh objek wisata pantai di kabupaten Serdang Bedagai. Dan sampel penelitian ini
adalah 90 orang pengguna jalan raya yang melintasi Jl. K.L. Yossudarso Simpang
Glugur Kota Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dampak yang dirasakan pengguna jalan
saat terjadi kemacetan lalu lintas di Jl. K.L. Yossudarso Simpang Glugur antara lain:
berdampak kepada sosial pengguna jalan raya berupa terganggunya kesehatan
pengguna jalan raya, stres, dan sebagainya, sedangkan dampak ekonominya yaitu
berupa terbuangnya waktu yang dimiliki oleh pengguna jalan raya, boros bensin, dan
akhirnya akan mengurangi pendapatan pengguna jalan raya. Besarnya pengeluaran
BBM pengguna jalan bila terkena kemacetan dibandingkan dengan tidak terkena
kemacetan di Jl. K.L. Yossudarso Simpang Glugur per harinya adalah Rp
519.578.302,4 yang berarti potensi ekonomi yang hilang dari penggunan BBM akibat
kemacetan di area tersebut mencapai Rp.1.558.734.907 per bulan. Besarnya
pendapatan pengguna jalan yang hilang akibat kemacetan lalu lintas yang terjadi di Jl.
K.L. Yossudarso Simpang Glugur antara lain untuk pengendara mobil adalah Rp
1.137, pengguna sepeda motor adalah Rp 6.309, sedangkan pengguna angkutan
umum sebesar Rp 1.807 sehingga total pendapatan yang hilang dari seluruh pengguna
jalan akibat kemacetan adalah Rp 9.253. Jika nilai tersebut dikalikan dengan jumlah
angkatan kerja di kota Medan yang berjumlah 959.309 jiwa, maka kerugian hilangnya
pendapatan akibat kemacetan mencapai Rp 8.876.486.177,00 setiap harinya. |
en_US |