dc.description.abstract |
Kekerasan seksual telah menjadi isu nasional belakangan ini, pelaku-pelaku
kekerasan seks dibawah umur atau yang biasa disebut dengan Pedofilia seolaholah
tidak henti-hentinya menjalankan misinya yang sangat amoral
tersebut.Peneliti merasa jalan satu-satunya untuk menjawab persoalan yang
sangat menyayat hati ini adalah membekali anak dengan pendidikan seks.Metode
yang digunakan berupa observasi, angket, wawancara, dan yang terakhir dengan
menganalisis data.Yang menjadi populasinya adalah kelas 5 SD 064978 Medan
Denai.Kemudian sampel diambil dari keseluruhan populasi yang berjumlah 80
anak dengan menyebar angket kepada mereka.Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa 77.5% dari 80 anak telah mengetahui tentang materi
pendidikan seks yang telah diujikan. Wawancara yang dilakukan kepada
beberapa guru telah memberi informasi kepada peneliti bahwa mereka ternyata
telah mengajarkan materi pendidikan seks kepada anak-anak di sekolah itu
namun dengan cara tidak langsung, artinya anak-anak itu tidak diberi tahu kalau
guru sedang mengajarkan materi seks. Maka, materi yang telah peneliti ujikan
berupa angket kepada anak-anak itu telah sepatutnya dan bisa diajarkan kepada
anak-anak tersebut, karena mereka telah memiliki cukup bekal pengetahuan
untuk memahami materi pendidikan seks. Sudah sepatutnya guru di sekolah itu
mengajarkan materi-materi pendidikan seks kepada anak dengan penuh
keterbukaan agar siswa tahu jelas apa tujuan dari mempelajari materi pendidikan
seks. Artinya pendidikan seks kepada anak jangan ditutup-tutupi, yang penting
materi yang diajarkan itu sesuai dengan tingakat berfikir mereka. Namun
sejatinya pemerintahlah yang mempunyai kebijakan untuk memasukkan materi
pendidikan seks ke pelajaran anak usia SD, supaya anak-anak SD di seluruh
penjuru negeri mendapat materi pendidikan seks dengan merata. |
en_US |