dc.description.abstract |
Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan utama dalam pembelajaran
matematika. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu
peserta didik berlatih memecahkan masalah adalah model pembelajaran
Gardner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa
dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Gardner berpengaruh positif
terhadap kemampuan pemecahan masalah dan apakah siswa yang mengikuti
pembelajaran ini dapat memenuhi ketuntasan belajar, demikian pula apakah
kemampuan pemecahan masalah bagi siswa yang mengikuti pembelajaran ini
lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah bagi siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, sedangkan instrumen penelitian
ini adalah lembar observasi dan tes. Sebagai subjek penelitian ini adalah
siswa/i SMP PAB 2 Helvetiakelas VII-8 tahun pelajaran 2017/2018. Dalam
penelitian ini siswa kelas VII-8 SMP PAB 2 Helvetia berjumlah 39 siswa yang
terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Hasil penelitian ini
dibagi atas III siklus. Hasil observasi aktivitas belajar siswa yang signifikan
yaitu dari siklus I ke siklus II terjadi pada indikator memperhatikan penjelasan
guru, yaitu dari rata-rata 1,82 ke 2,7. Peningkatan signifikan dari siklus II ke
siklus III terjadi pada indikator yang sama yaitu memperhatikan penjelasan
guru, dari rata-rata 2,7 ke 3,7. Dari analisis tes pra siklus diperoleh 4 dari 39
siswa (10,26%) yang mencapai ketuntasan, dan yang belum mencapai
ketuntasan 35 siswa (89,74%). Hasil tes kemampuan pemecahan masalah
belajar siswa dari siklus I diperoleh 13 dari 39 siswa (33,33%) yang mencapai
ketuntasan, sementara yang belum tuntas 26 orang (66,67%). Untuk hasil tes
kemampuan pemecahan masalah belajar siswa dari siklus II diperoleh 22 dari
39 siswa (56,41%) yang mencapai ketuntasan, sementara yang belum tuntas 17
orang (43,59%). Sedangkan untuk hasil tes kemampuan pemecahan masalah
pada siklus III diperoleh sebanyak 34 dari 39 siswa (87,18%) yang mencapai
ketuntasan, sementara yang belum tuntas sebanyak 5 orang (12,82%). Dengan
demikian model ini dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran
yang efektif untuk mencapai kemampuan pemecahan masalah siswa secara
optimal |
en_US |